Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Kemana Islam Cinta Kita ?

Gambar
ilustrasi (liputan6) M Haris Syah Dulu, Berislam pada masa kanak-kanak sangat menyenangkan. Di sekolah, guru agama kami mengajarkan Islam yang penuh kasih dan toleransi. Tak pernah kami dengar guru kami menuduh orang bid'ah, sesat, atau kafir. Guru ngaji kami dikampung, meski bukan lulusan Timur Tengah, toh berhasil mbikin kami bisa mengaji. Imbalannya angkut air sampai gentongnya penuh. Sore hari kami ikut semacam pesantren di mesjid Muhammadiyah. Kami diajar tajwid, surah-surah pendek, hingga akidah akhlak oleh ustaz-ustazah. Istilahnya 'massikola ara'. Meski begitu, penampilan mereka tak perlu kearab-araban. Sangat Bugis, sangat Indonesia. Muharram adalah bulan yang selalu ditunggu-tunggu warga. Pada bulan itu, anak-anak muda akan mendirikan panggung besar ditengah kampung. Lomba lagu-lagu salawat digelar meriah. Ya Thoybah dan salawat badar dihafal diluar kepala. Cinta Rasul jadi kaset yang paling dicari. Begitu pula bulan Rabiul Awal. Mesjid-mesjid bers

Media Online dan Hoaks

Gambar
Media Online dan Hoaks (Disajikan pada Pelatihan Dasar Jurnalistik KNPI ) A.       Perkembangan media online di Indonesia Internet mulai digunakan untuk kepentingan komersial di Indonesia terhitung sejak 1995. Dalam laporan Onno W. Purbo dkk. berjudul "Computer Networking in Indonesia: Current Status and Recommendations for its Developments" terbitan 1996, diperkirakan ada 20 ribu pengguna internet pada 1995 Pada 2014 pengguna internet di Indonesia telah mencapai  82 juta orang , atau peringkat ke-8 di dunia. Awal 2015, APJII bekerja sama dengan PusKaKom Universitas Indonesia (UI) merilis, pengguna internet hingga akhir 2014 mencapai  88,1 juta , atau sekitar 34,9 persen dari total jumlah penduduk. Sekarang (2019) sudah mencapai 171 juta lebih, peringkat ke-4 di dunia -            17 Agustus 1995 : Republika Online (ROL - republika.co.id) terbit pertama kali sebagai koran digital