Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2020

Membaca Cincin Impian

Gambar
  Seorang bijak pernah berkata, balaslah buku dengan buku. Saya kurang paham maksud sebenarnya. Mungkin agar tercipta dialektika yang berkualitas, budaya dan lingkungan yang literate, dan semacamnya. Paling tidak ini salah satu manfaat yang saya rasakan dari terbitnya 'Perspektif'. Buku berbalas buku. Ulasan dibalas ulasan. Maka sepekan dua pekan ini, koleksi buku saya bertambah beberapa buah.  Buku yang pertama datang Supriadi. Seorang kawan guru yang cemerlang. Kami sekampung, berteman sejak SMP dan ketemu lagi saat kuliah. Saya pernah (dengan tidak tahu diri) numpang gratis beberapa bulan di kostnya. Adi sukses menerbitkan kumpulan cerpen 'Cincin Impian'.  Ia rupanya tidak cuma cakap mengajar. 12 cerpen di Cincin Impian membuktikan Adi juga mampu menata diksi dan meletakkan kata di tempat yang tepat.  Salah satu yang menarik, cerpen ke-11 tentang tiga datuk penyebar Islam pertama di tanah Sulawesi. Adi mengisahkannya dengan cara yang unik. Di antologi 'Perspektif

Blaze dan Upaya Menemukan Metode BDR Efektif

Gambar
gambar: amazon.co.uk Akhir-akhir ini bocah saya yang baru 4 tahun, Hasan, paling senang nonton channel Nick JR. Hampir semua acaranya film kartun. Dari pagi buta sampai pagi lagi. Salahsatu kartun favoritnya Blaze and the Monster Machines. Blaze adalah seri animasi dengan muatan pendidikan. Bercerita tentang petualangan Blaze si mobil dan teman-temannya. Kartun ini disajikan interaktif, berbasis masalah sederhana, memancing anak belajar sains, teknologi, matematika dan logika dasar. Ada banyak kartun lain seperti Blaze di TV sekarang. Hasan hafal jam tayang Petunjuk Blue, Paw Patrol, Bubble Guppie, dan lain-lain. Hasilnya, Hasan (dan sepertinya juga rerata anak-anak seusianya) sudah mengenal angka 1-20, alfabet lengkap, menyebutkan rupa-rupa bentuk dan warna, bahkan beberapa kosakata Bahasa Inggris! Dalam pendidikan formal, itu semua baru dipelajari di TK hingga SD kelas 1-3. Tempo saya kanak-kanak dulu, yang dijejalkan di kepala kami adalah Sinchan yang mesum, Doraemon yang mengabulka