Opsi Kedua
Kata orang bijak, hidup adalah tentang pilihan-pilihan. Opsi-opsi. Seperti tulisan ini. Awalnya, paragraf pertamanya saya hendak bikin seperti ini; 'dunia jurnalistik tanah air akhir-akhir ini dihebohkan dengan penangkapan WP. Seorang yang mengaku jurnalis'. Tapi setelah saya pikir-pikir, yang heboh siapa, yang dihebohkan apa? Teman-teman jurnalis profesional malah tidak kenal WP selain dari berita konyol soal mahasiswi, 2016 lalu. Maka saya memilih opsi kedua. Tulisan ini saya awali ya seperti diatas itu. Mengutip quote. Ala-ala. Ulasan jurnalis senior M Dahlan Abubakar rasanya cukup soal kasus WP. Melengkapi penjelasan kadis kominfo dan kapolres. Meski blio juga ngaku sempat tertipu oleh 'kehebohan' WP. Sebagaimana seorang anggota DPR-RI juga berstatement tanpa ngerti duduk percoalan. Pembahasan mengenai WP saya anggap tamat. Tapi ini masih tentang opsi. Kita bisa memilih ikut-ikutan ribut -sebagaimana budaya kita-. Atau kita pilih opsi kedua. Rileks. Agar tidak