Geliat Sepak Bola Amatir Ditengah Kisruh PSSI-Kemenpora

Ilustrasi sepak bola (foto: Okezone.com)

M HARIS SYAH
Makassar, 20 Juni 2015

Kisruh PSSI-Kemenpora di tingkat nasional ternyata jadi peluang bagi sepak bola lokal untuk menggeliat. Pemain profesional yang menganggur gara-gara mandeknya kompetisi, memilih turnamen amatir sebagai pijakan mereka sementara.

Sulsel salah satu yang rajin menggelar turnamen amatir atau pertandingan antar kampung (tarkam). Tercatat, ada tiga turnamen lokal Sulsel yang selalu menyedot perhatian. Seperti Pangdam Cup, Dirgantara Cup dan Liga Ramadan.

Alhasil, tarkam tersebut selalu dibanjiri pemain pro. Seperti Pangdam Cup III yang saat ini berlangsung di Kodam VII/Wirabuana. Nama-nama tenar di sepakbola Indonesia bisa disaksikan beraksi di Lapangan Setia Hingga Akhir (SHA).

Para pemilik klub amatir tidak segan menggelontorkan dana, agar daftar skuatnya diisi pemain dengan nama mentereng. Barindo FC misalnya, pemiliknya Soefian Abdullah berani membayar Rp 500 ribu hingga Rp 2 juta per pertandingan. Barindo sendiri diperkuat kuartet PSM, Syamsul Chaeruddin, Rasyid Bakri, Aditya Putra Dewa, dan Iqbal Samad. Mereka dikontrak cukup mahal per pertandingan, demi mengejar target juara.

Pelatih Kijang Putra, Rivai Arsyad yang mendaftarkan nama eks bek Timnas, Zulkifli Syukur dan penyerang gaek Budi Sudarsono juga mengaku terbantu dengan hadirnya pemain-pemain itu.  Menurutnya, kehadiran pemain berlabel pro membuat strategi yang diinstruksikan bisa berjalan lebih mudah. "Tetapi tim kami tidak keluar biaya untuk pemain pro. Dia main sekedar jaga kondisi saja, tapi memang sangat membantu," katanya berkilah.

Lantas apakah kehadiran pemain berlebel pro itu cukup mendongkrak prestasi tim?. Sepertinya bisa dikatakan iya. Pasalnya laju tim yang bertabur pemain top masih tidak terbendung. Satu persatu menginjak babak delapan besar.

Hal berbeda dilakukan oleh juara bertahan, Reds Tiger. Saudara kembar Makassar United itu memilih mengoptimalkan pemain-pemain muda. Meski berpotensi gagal mempertahankan gelar, namun pemilik Reds Tiger Ryan Latif menyebutnya sebagai konsekuensi pembinaan.

Tim yang juga getol menggunakan pemain pro adalah Horas Community. Klub amatir yang aktif bermain di turnamen lokal itu kerap diperkuat Fandi Ahmad dari Pusamania Borneo FC. Juga ada nama yang tidak asing ditelinga penggemar sepak bola Sulsel, eks PSM Ahmad Hisyam Tolle, Dedi Irawan dan Denny Marcel serta  eks penyerang Persin Sinjai Handi Haya.

Para pemilik klub amatir lainnya, seperti Bos Udin di Barukkang Cambayya (Barca) FC, dan Mustari di PS Bina Marga juga tidak akan tinggal diam. Menarik ditunggu manuver mereka untuk memuaskan gengsi, menjadi penguasa sepak bola amatir Sulsel. (ris)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)