Wisata Berburu Pertama di Sulsel



M HARIS SYAH
Keera

Kabupaten Wajo banyak memiliki potensi wisata yang belum dimaksimalkan. Baik wisata alam maupun wisata olahraga. Salah satu yang bakal dikembangkan Pemkab adalah wisata berburu di Kecamatan Keera.

Keera merupakan kecamatan yang berjarak 70 kilometer dari Kota Sengkang, Ibu Kota Kabupaten Wajo. Lokasi wisata berburu tersebut berada di kawasan perkebunan sawit PTPN XIV. Areal seluas 15 hektare itu bakal jadi wisata berburu pertama di Sulsel.

Area berburu di Wajo sebenarnya terdiri dari tiga kecamatan, masing--masing Keera, Gilireng, dan Pitumpanua. Namun Keera yang memiliki area berburu yang paling luas.

Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru menjelaskan Wajo siap menjadikan berburu sebagai salah satu olahraga unggulan. Seperti tetangganya, Sidrap yang terkenal dengan olaharaga balapnya, maka Wajo akan dikenal dengan olahraga berburunya.

Andi Bur -sapaan akrabnya- mengaku telah menyiapkan desain terpadu di tempat itu. Rencana tersebut telah diusulkan Dispora Wajo pada pemerintah pusat. "Selain berburu, peserta bisa sekaligus berwisata. Potensi agribisnisnya juga besar karena cocok ditanami pelbagai macam buah-buahan," bebernya.

"Nikmat Tuhan yang telah diberikan kepada Kabupaten Wajo sungguh luar biasa. Tinggal bagaimana manusia mengelola Sumber Daya Alamnya dengan baik," harapnya.

Pemkab Wajo berjanji mengembangkan potensi tersebut menjadi sebuah kawasan wisata alam, agar bisa mendongkrak kunjungan wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara. (ris)

======================

* Target Babi Hutan, Rusa dan Sapi Dilindungi

Apa yang bisa diburu di lahan seluas itu?, babi hutan menjadi target utama buruan. Pasalnya, didaerah kebun sawit itu babi menjadi hama yang amat menggangu tanaman petani. Kadang pula menganggu buah yang ditanam dipinggiran kebun.

"Ini menjadi salah satu manfaat jika daerah ini dipatenkan sebagai daerah berburu. Selain menyalurkan hobi, petani juga akan sangat terbantu," kata ketua Perbakin Wajo, Baso Rahmanuddin.

Ukurannya pun tidak main-main. Babi hutan dewasa ukuran badannya bisa sebesar anak sapi, tapi dengan kaki yang lebih pendek. Saat dihelat Safari Berburu, enam ekor babi yang berhasil ditembak bahkan tidak muat di satu mobil pick-up.

Babi bukan satu-satunya binatang di kawasan tersebut. Warga dan pemburu kerap menemukan rusa dan sapi liar. Namun bupati telah menegaskan agar tidak memburu binatang lain selain babi.

"Bahkan kita akan coba membuat perda-nya. Agar daerah tersebut bisa betul-betul alami dan binatang yang jadi khas Wajo tidak habis populasinya," ujarnya. (ris)

==========================

* Ada Air Terjun dan Permandian Panas

Yang membuat Keera layak dikembangkan menjadi daerah wisata terpadu salah satunya adalah air terjun dan sumber air panas. Kedua spot yang masih alami itu berada di Dusun Bakke, Desa Awo.

Untuk menjangkau Dusun Bakke Desa Awo, masih membutuhkan jarak tempuh 25 kilometer dari pusat Keera. Jalan sudah aspal dan mulus untuk sampai lokasi tersebut.

Selanjutnya, dari Dusun Bakke, akses jalan menuju lokasi air terjun harus ditempuh dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 2 kilometer, sebab letak kawasan air terjun ini berada di daerah ketinggian.

Jika musim penghujan jalanannya berlumpur serta tekstur tanahnya bergelombang. Tetapi setelah tiba di lokasi air terjunnya seakan semua lelah akan terbayar karena pemandangan alamnya yang begitu indah.

"Daerahnya masih sangat alami dengan udara yang sejuk," tutur Andi Bur.

Kawasan itu memang cukup jauh, bahkan sudah berbatasan dengan Kabupaten Sidrap. Jangan khawatir tersesat, sebab keramahan warga lokal dengan senang hati menunjukkan jalan ke kawasan tersebut. Andi Bur  juga berjanji memperbaiki akses jalan sepanjang 11 km menuju lokasi air terjun tersebut.  (ris)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)