Yang Tersisa dari Tragedi Crane Mekkah

Hentikan Pendarahan Dengan Air Zam-zam

M HARIS SYAH
Maros

Aiptu Subandi, polisi yang bertugas di Polsek Turikale Maros menunaikan ibadah haji bersama sang istri Hasrah. Nurjannah, saudara dari Hasrah yang ditemui penulis beberapa waktu lalu bercerita, Subandi dan Hasrah tengah berada di belakang Maqam Nabi Ibrahim saat tragedi Crane terjadi.

"Saudara kami disana menyampaikan, Subandi dan Hasrah sedang istirahat, menunggu waktu salat. Tiba-tiba itu (runtuhnya crane,red) terjadi dan dia tidak sempat lagi menyelamatkan diri," ucapnya seraya terisak memegangi foto keluarganya.

Untungnya, Hasrah tidak menderita luka serius, hanya Subandi yang terkena hantaman salah satu tiang besi pada bagian kepala. Ditengah hiruk kepanikan, Hasrah segera membopong suaminya, menyelamatkannya dari reruntuhan. "Kepalanya banyak mengeluarkan darah, Subandi minta supaya disiramkan air zam-zam, beberapa saat pendarahan-pun berhenti," urainya.

Kemarin Subandi sudah mendapatkan penanganan intensif. Dia sempat dioperasi sebelum masa kritisnya lewat dan akhirnya sadar. Hingga kemarin, informasi terakhir menyebutkan dia sudah berada diruang perawatan. "Kami harap dia bisa menuntaskan wukufnya," kata Nurjannah.

Kepala Kantor Kemenag Maros Syamsuddin yang juga tengah menunaikan ibadah haji mengatakan, awalnya tidak ada nama Subandi yang disebut jadi korban. Hanya ada Harun yang juga berasal dari Maros, itupun hanya menderita luka ringan di punggung.

"Saya sudah periksa, ternyata memang sempat tidak teridentifikasi karena saat operasi tim dokter Indonesia tidak bisa masuk ke ruang operasi," ujarnya via telepon.

Dirinya juga kesulitan mengetahui kondisi terakhir korban saat itu karena dijaga ketat tentara dan dikerubungi wartawan. Tim dokter setempat hanya menyampaikan, setelah korban dianggap sehat baru perawatannya akan dikembalikan kepada tim dokter Indonesia.

Ketua DPRD Maros Chaidir Syam bahkan menyaksikan sendiri insiden itu dari dekat. Saat itu dirinya sedang tawaf yang hanya berjarak 50 meter dari lokasi. Dia merasakan ada kilat dan guntur beberapa kali, disusul bunyi ledakan. "Ternyata itumi crane yang jatuh, suasana langsung histeris dan dilanda panik," katanya via BBM kepada penulis.

Dirinya sendiri sempat shock melihat banyaknya jamaah yang tertimpa batang besi crane dan pecahan bangunan. Namun hanya sesaat kemudian, dia segera ke lokasi mengecek apakah ada anggota kloter 16 pimpinannya yang jadi korban.
"Rombongan dapat info Harun dan Subandi kena, kami sudah mengawal perawatannya dan saat ini kondisinya sudah membaik," tutupnya. (ris)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)