Cerita Sakiman, Jalan Kaki Keliling Indonesia




// Empat Tahun Jelajahi Nusantara, Targetkan Asia Tenggara

Sakiman punya cara berbeda mengapresiasi keindahan Indonesia. Dia berkeliling nusantara dengan berjalan kaki. Setahun petualangannya, banyak inspirasi yang jadi pelajaran berharga.

M HARIS SYAH
Parepare

Wajahnya bercucuran keringat, nampak lusuh selusuh pakaian yang dia kenakan. Derap sendal jepit butut seirama langkah kakinya, sesekali dia menoleh kanan-kiri menikmati perjananan. Saat itu penulis mendapatinya tengah melintas di perbatasan Barru-Parepare. Dialah Sukiman Warsono, pria yang terkenal dengan aksinya berjalan kaki keliling Indonesia.

Kehadirannya dijalan poros Parepare-Makassar menyita perhatian pengendara dan warga. Saat hendak difoto, wajahnya tertunduk malu-malu. Tetapi begitu penulis memperkanalkan diri sebagai wartawan, wajahnya berubah sumringah. "Sudah biasa ketemu wartawan," katanya. Maklum, aksi jalan kakinya yang fenomenal, sudah diliput pelbagai media. Sudah setahun pria Pekalongan itu berjalan kaki.

Dia tersenyum menyeka keringat, meski lelah, dia bersemangat menceritakan aksi jalan kakinya. Sakiman mengaku memulai perjalanan keliling Indonesia dari Banyuwangi, sejak tanggal 12 Desember 2014 lalu. Sebelum menginjak Sulsel, berturut turut dia telah menjelajahi hampir seluruh Jawa, Madura, Nusa Tenggara dan Sumatera. Daerah terakhir yang dia kunjungi sebelum tiba di Sulsel adalah ujung barat Indonesia, Sabang.

"Saya cuma mau tau Indonesia, mas. Keliling-keliling menikmati keindahan alam, sambil datangi tempat-tempat bersejarah juga" ujarnya saat berbincang bersama penulis, sembari melepas lelah tepat diperbatasan Barru-Parepare.

Di Jawa dan Sumatera, dia mengunjungi tempat yang pernah disinggahi presiden Soekarno. Sementara di Sulsel, pria 40 tahun itu berencana mendatangi sejumlah tempat wisata yang dia lalui, dari Parepare sampai Tana Toraja hingga Sulawesi Barat. "Sebenarnya tergantung kemana kaki saya mau melangkah," ungkapnya.

Pria bujang itu juga selalu membawa ransel hitam berisi perlengkapan selama perjalanan. Tiga lembar pakaian dan alat mandi seadanya, dan yang paling menonjol adalah poster Soekarno yang berukuran cukup besar, dipasang diantara dia tiang berbendera merah putih, bersanding dengan lambang Garuda.

Poster itu dia pasang bukan tanpa alasan. Perjalanannya itu terinspirasi dari sosok Soekarno yang gemar bertualang. Dia juga ingin warga yang melihatnya sepanjang perjalanan, teringat dengan perjuangan Soekarno membawa Indonesia disegani dimata dunia. Sekaligus kritik moril terhadap pelbagai kisruh politik di Indonesa. "Para pejabat mesti meniru bung Karno, bekerja karena cinta Indonesia," katanya.

Sakiman mengaku membiayai sendiri perjalanan yang dia namai, 'Napak Tilas Keliling Indonesia'. Dia tidak pernah meminta bantuan, namun dengan senang hati berterima kasih jika ada yang menawari makanan maupun uang. Air putih-pun jika ada yang beri pasti dia terima. Yang dia tolak hanya jika ditengah perjalanan ada yang menawarkan tumpangan, kecuali menyebrang pulau.

Untuk menyelesaikan misinya keliling nusantara, Sakiman mempredikisi butuh waktu empat tahun. "Setelah ini mau ke Papua. Kalau seluruh kota di Indonesia sudah, kan pasti pecahkan rekor Muri. Selanjutnya mau buat rekor lagi keliling Asia Tenggara," ujarnya yakin.

Pesan-pesan persaudaraan dan kedamaian selalu dia tebar selama perjalanan. Menurut Sakiman, semangat cinta tanah air, diharapkan menjadi ruh kerja para pejabat di Indonesia, sebagaimana Soekarno yang begitu mencintai bumi pertiwi.

"Untuk menunjukkan cinta Indonesia, yang bisa saya andalkan hanya kaki yang masih bisa berjalan. Orang-orang besar tentu punya kesempatan lebih untuk menunjukkan kecintaan mereka," tandasnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)