Cerita Dg Rola, Penerima Ramadan Rumah Impian di Parepare

Dua Pekerjaan, Gaji Cuma Rp250 Ribu

Dg Rola tidak pernah bermimpi bisa punya rumah sendiri. Hingga akhirnya seorang jamaah mesjid Raya Parepare mengusulkan namanya sebagai salah satu calon penerima Ramadan Rumah Impian

M HARIS SYAH
Parepare

Pria 60 tahun itu baru saja mengucap salam, usai salat duhur saat seorang jamaah Mesjid Raya mendekatinya. Meski sering bertemu sesama jamaah mesjid, keduanya tidak pernah berbincang lama, sekadar bertegur sapa. Saat itu, si jemaah banyak bertanya tentang keseharian Dg Rola, pekerjaan dan keluarga yang dia tanggung tak luput dicecarnya.

"Saya jawab seadanya saja, katanya mau membantu apa begitu saya juga awalnya tidak mengerti. Lama bertanya terus, dia minta siapkan beberapa surat-surat. Begituji," kenangnya mengingat beberapa pekan lalu.

Jamaah itu tidak ingin namanya ditulis, namun dia mengaku telah mengenal Dg Rola lumayan lama. Cukup lama untuk tahu bahwa Dg Rola layak mendapatkan rumah impiannya. Meski demikian dia tetap mencecar beberapa pertanyaan sebelum akhirnya memutuskan mengusulkan nama Dg Rola dalam program Ramadan Rumah Impian. Siapa sangka, nama Dg Rola ternyata dianggap layak dan terpilih sebagai penerima rumah impian, kemarin.

Pria bernama asli Junaid itu semasa muda berdomisili di Gowa, dan bekerja sebagai tukang becak. Dia telah mengayuh becak hampir selama 30 tahun, hingga takdir membawanya ke Parepare. "Saat itu penumpang becak mulai sepi, saya putuskan merantau kesini. Lagipula di Gowa saya tidak punya rumah, hanya di becak itu saja. Itu juga yang saya bawa ke Parepare," urai pria brewokan itu.

Di Parepare, dia memulai 'karir' menjadi tukang becak dengan mengantar anak sekolahan hingga ke komplek-komplek. Uniknya, dia tidak menentukan tarif untuk mengantar anak sekolah. Kadang dibayar dengan beberapa lembar uang seribuan, sering pula dia dapati anak SD yang lambat dijemput orangtua, dia antar secara gratis hingga ke rumah. Mungkin itu yang menyebabkan pendapatannya tidak menentu. "Selama narik biasa dapat Rp20 ribu, paling tinggi Rp30 ribu sehari," ucapnya terbata.

Selama itu dia tinggal mengontrak. Kayuhan becaknya terus melemah seiring usianya yang menua. Mungkin karena sering melepas lelah di mesjid Raya sembari menunaikan salat, Pengurus mesjid akhirnya mempersilahkan Dg Rola menjadi tukang bersih dengan honor Rp250 ribu sebulan, sekaligus tinggal di kontrakan kompleks mesjid. Ruang 5x4 itulah yang dia tinggali sekeluarga selama 10 tahun.

Salah seorang rekan Dg Rola, Ambo Endre bercerita, temannya itu memang layak menjadi penerima rumah impian. Pribadi Dg Rola dia kenal rendah hati dan sabar. "Dia itu orang baik sekali, bekerja ikhlas meskipun kita tau gajinya tidak cukup untuk sehari-hari. Biasa jamaah mesjid ji yang bantu ala kadarnya," katanya.

Kini Dg Rola telah punya rumah sendiri sendiri, bahkan pengurus REI bersedia mengisi perabotan. Walikota Parepare Taufan Pawe saat menyerahkan kunci rumah itu berpesan dalam bahasa bugis, agar rumah itu bisa ditempati Dg Rola hingga anak cucunya. "Amal mulia adalah bentuk kepedulian kita, kiranya menjadi berkah bagi Dg Rola, juga bagi REI. Semoga keberkahan ramadan meliputi kita semua," ucap Taufan.

Dg Rola berjanji akan segera menempati rumah itu bersama dua orang anaknya. Dia juga bersikukuh akan terus menjadi tukang bersih di Mesjid Raya meski jarak rumah itu dengan mesjid cukup jauh. "Tidak masalah, saya sudah biasa. Bekerja di mesjid itu jadi keberkahan buat kami sekeluarga," tandasnya. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)