Jalangkote Cita-cita
Saya pernah membaca esai. Judulnya 'Cita-cita Setinggi Jalangkote'. Tentang sekelompok anak-anak miskin penjual jalangkote, yang tidak punya cita-cita. Mereka sudah merasakan banyak kekecewaan-kekecewaan, hingga sekadar bercita-cita pun, mereka tidak berani, menjadi begitu absurd dan hilang dari mimpi-mimpi mereka. Pada kesempatan lain baru-baru ini, saya membaca status seorang kawan. Tulisnya, 'semua orang ingin berkuasa'. Sapu rata ala 'politician wannabe', yang memandang isi kepala semua orang adalah sama. Dua hal itu nampaknya tidak berlaku pada Heril. Anak muda penjual jalangkote ini punya pemikiran sederhana. Bagaimana agar jalangkote buatan ibunya laku sebanyak-banyaknya. Agar ada yang bisa ia sisihkan, untuk membayar sendiri uang sekolahnya. "Bapak cuma supir pete-pete, adikku 3 orang masih kecil-kecil," katanya, sambil menggulung lembaran rupiah hasil jualannya hari itu. Walau begitu, Heril masih punya nyali bercita-cita. Berkuasa, punya kuas