Peringatan Hari Pangan Sedunia di Maccini Sombala of Indonesia
Sedot 20 Ribu Pengunjung
Peringatan Hari Pangan Sedunia berakhir hari ini. Event tahunan ini dimeriahkan oleh duapuluh kabupaten kota se-Sulsel serta 34 Provinsi se-Indonesia. Mereka memamerkan ratusan jenis produk dan tanaman hortikultura ramah lingkungan di taman Maccini Sombala of Indonesia (MoI).
M Haris Syah
Maccini Sombala of Indonesia
Panasnya cuaca Makassar siang kemarin hampir tidak terasa di Taman Maccini Sombala of Indonesia (MoI). Udara sejuk yang keluar dari aneka jenis tanaman hortikultura membuat pengunjung betah berlama-lama di taman seluas 24 hektar ini. Meski harus berkeliling cukup jauh, pengunjung tak lelah karena dimanjakan pemandangan menarik disetiap sudut taman.
Saat memasuki MoI, nuansa alami langsung tersaji dengan berbagai jenis tanaman. Pinggiran jalan setapak dihiasi jenis tanaman rerumputan, sementara di jembatan dipenuhi tanaman merambat. Ditengah-tengah taman juga tertata rapi puluhan jenis tanaman. Mulai dari kaktus yang dibagikan gratis, hingga bonsai dan anggrek seharga ratusan ribu rupiah.
Sementara di pinggiran taman berdiri stand-stand pemeran dari berbagai daerah. Mereka memamerkan produk unggulan dari daerahnya masing-masing. Buah-buahan, jamu, madu, kripik, serta bermacam-macam jenis pangan yang diklaim ramah lingkungan. Selain itu, tiap sore juga ada pegelaran tari dan kegiatan-kegiatan menarik lainnya.
Tak salah, dalam waktu lima hari pelaksanaan tidak kurang dari 20 ribu orang telah mengunjungi event ini. Salah seorang pengunjung, Reski Lestari menyebut event ini bermanfat banyak mengenal berbagai jenis tanaman dan panganan. "Tadi juga sempat beli anggrek seharga Rp125 ribu. Lumayan terjangkau dibanding harga diluar," ujarnya.
Yang juga membuat ramai event ini adalah kunjungan dari pelajar dan mahasiswa. Mereka memanfaatkan event ini sebagai media pembelajaran langsung. "Kita manfaatkan sambil studi wisata juga," kata salah seorang mahsiswi, Reni Handayani.
Marketing Manager Koya, Catherina Helmawanda menjelaskan sambutan masyarakat sangat positif. Sebab peringatan Hari Pangan Sedunia ini memang bertujuan memperkenalkan tanaman serta produk hortikultura Indonesia. "Sulsel memang dikenal sebagai sumber pertanian, perikanan, serta perkebunan dengan hasil beragam. Tidak salah kemudian memilih Sulsel sebagai tuan rumah karena sukses memperkenalkan produk lokal sekaligus produk pangan se-Indonesia," jelasnya.
Tahun lalu, event serupa digelar di DI Yogyakarta. Untuk tahun depan kota Mataram di NTB akan menjadi penyelenggara. Catherine berharap, dukungan publikasi bisa memperkenalkan tanaman hortikulutra, panganan lokal Indonesia yang kaya gizi dan ramah lingkungan, sekaligus memperkenalkan MoI sebagai destinasi wisata, pendidikan serta penelitian. (ris)
-----------
Peringatan Hari Pangan Sedunia berakhir hari ini. Event tahunan ini dimeriahkan oleh duapuluh kabupaten kota se-Sulsel serta 34 Provinsi se-Indonesia. Mereka memamerkan ratusan jenis produk dan tanaman hortikultura ramah lingkungan di taman Maccini Sombala of Indonesia (MoI).
M Haris Syah
Maccini Sombala of Indonesia
Panasnya cuaca Makassar siang kemarin hampir tidak terasa di Taman Maccini Sombala of Indonesia (MoI). Udara sejuk yang keluar dari aneka jenis tanaman hortikultura membuat pengunjung betah berlama-lama di taman seluas 24 hektar ini. Meski harus berkeliling cukup jauh, pengunjung tak lelah karena dimanjakan pemandangan menarik disetiap sudut taman.
Saat memasuki MoI, nuansa alami langsung tersaji dengan berbagai jenis tanaman. Pinggiran jalan setapak dihiasi jenis tanaman rerumputan, sementara di jembatan dipenuhi tanaman merambat. Ditengah-tengah taman juga tertata rapi puluhan jenis tanaman. Mulai dari kaktus yang dibagikan gratis, hingga bonsai dan anggrek seharga ratusan ribu rupiah.
Sementara di pinggiran taman berdiri stand-stand pemeran dari berbagai daerah. Mereka memamerkan produk unggulan dari daerahnya masing-masing. Buah-buahan, jamu, madu, kripik, serta bermacam-macam jenis pangan yang diklaim ramah lingkungan. Selain itu, tiap sore juga ada pegelaran tari dan kegiatan-kegiatan menarik lainnya.
Tak salah, dalam waktu lima hari pelaksanaan tidak kurang dari 20 ribu orang telah mengunjungi event ini. Salah seorang pengunjung, Reski Lestari menyebut event ini bermanfat banyak mengenal berbagai jenis tanaman dan panganan. "Tadi juga sempat beli anggrek seharga Rp125 ribu. Lumayan terjangkau dibanding harga diluar," ujarnya.
Yang juga membuat ramai event ini adalah kunjungan dari pelajar dan mahasiswa. Mereka memanfaatkan event ini sebagai media pembelajaran langsung. "Kita manfaatkan sambil studi wisata juga," kata salah seorang mahsiswi, Reni Handayani.
Marketing Manager Koya, Catherina Helmawanda menjelaskan sambutan masyarakat sangat positif. Sebab peringatan Hari Pangan Sedunia ini memang bertujuan memperkenalkan tanaman serta produk hortikultura Indonesia. "Sulsel memang dikenal sebagai sumber pertanian, perikanan, serta perkebunan dengan hasil beragam. Tidak salah kemudian memilih Sulsel sebagai tuan rumah karena sukses memperkenalkan produk lokal sekaligus produk pangan se-Indonesia," jelasnya.
Tahun lalu, event serupa digelar di DI Yogyakarta. Untuk tahun depan kota Mataram di NTB akan menjadi penyelenggara. Catherine berharap, dukungan publikasi bisa memperkenalkan tanaman hortikulutra, panganan lokal Indonesia yang kaya gizi dan ramah lingkungan, sekaligus memperkenalkan MoI sebagai destinasi wisata, pendidikan serta penelitian. (ris)
-----------
Komentar
Posting Komentar