Puskesmas Tolak Pinjamkan Ambulans, Jenazah Diangkut Pakai Mobil Bak Penjual Ikan



Kasus buruknya pelayanan kesehatan di Sulsel kembali terulang. Kali ini di pegunungan Camba, Desa Labuaja, seorang warga yang meninggal di Puskesmas Cenrana, mesti diangkut menggunakan mobil bak penjual ikan. Miris, Puskesmas menolak meminjamkan ambulans.

M HARIS SYAH
Labuaja

Wajah-wajah sedih terlihat mengantar jenazah Denggang, kakek berusia 85 tahun ke tempat peristirahatan terakhirnya, di pemakaman Desa Labuaja. Namun bukan semata kepergian Denggang yang mereka tangisi, namun nasib malang yang masih mendera meski nafas terakhirnya telah dia hembuskan.

Denggang, yang menderita komplikasi penyakit akibat uzur, wafat sekira pukul 09.00 wita di Puskesmas Cenrana, Rabu 30 Desember. Salah satu keponakan Denggang yang ditemui penulis usai pemakaman, M Rusli bertutur, setelah dinyatakan wafat, pihak keluarga rencananya meminjam ambulans untuk mengantar jenazah ke rumah duka, di Desa Labuaja, Camba.

Namun apa daya, keluarga Denggang hanya rakyat kecil. Permintaan mereka meminjam ambulans ditolak oleh pihak puskesmas. "Kita bahkan tidak sekedar pinjam, keluarga bersedia belikan bensin. Tetapi petugas di puskesmas yang kami temui tidak bersedia. Alasannya pasien lain takut memakai ambulans yang sudah dipakai mengangkut jenazah," beber Rusli.

Keluarga tidak patah arang. Meski jawaban yang mereka terima mengecewakan, Rusli tetap berusaha meyakinkan petugas puskesmas. Apalagi, mobil ambulans itu masih terlihat terparkir di halaman puskesmas. "Akhirnya karena mereka tidak bersedia, kami coba di salah satu keluarga. Alhamdulillah di pasar ada mobil kemenakan kami yang bersedia dipinjam," katanya.

Mobil itu biasa dipakai si empunya untuk mengangkut ikan ke Pasar Labuaja. Saat hendak dipakai-pun, sisa ikan masih terlihat, hanya ditutupi dengan karpet plastik seadanya. Isak tangis keluarga terus pecah meratapi kondisi miris yang dihadapi Denggang, hingga pemakamannya.

Kerabat lainnya, Abdul Asiz menyesalkan sikap puskesmas tersebut. Dirinya bahkan menyebut hal tersebut telah terjadi berulang kali di Cenrana. Pasalnya, ambulans itu lebih sering dipakai untuk keperluan pribadi.  "Ini tindakan yang kesekian kalinya. Kami amat menyesalkan hal itu, karena bertentangan dengan kemanusiaan dan adat kita sebagai warga Maros," tegasnya.

* Booming di Facebook

Rusli, yang sempat menjadi jurnalis lalu berinisiatif mengabadikan situasi tersebut. Tiga fotonya dia unggah ke akun facebook miliknya, masing-masing dua foto saat mengangkut jenazah, dan sebuah foto yang menunjukkan mobil ambulans DD 248 D masih terpakir di puskesmas Cenrana. Postingan itu disisipi tulisan yang uniknya dia tujukan untuk Presiden RI Joko Widodo.

"Yth Presiden Bapak Jokowi, tadi sekira pukul 8.30 wita seorang warga Desa Labuaja, Kec Cenrana, Kab Maros bernama Denggang meninggal di puskesmas Cenrana . Yang kami sayangkan Pak Presiden karena pihak puskesmas tidak mau meminjamkan mobil ambulancenya terpaksa mayat orangtua kami menggunakan mobil pengangkut ikan. Duh kakunya pejabat di negeri ini" tulisnya.

Rusli mengaku, postingan itu dia tujukan langsung kepada presiden karena keluarga sudah terlanjur kecewa dengan sikap puskesmas. Tidak adanya rasa empati yang ditunjukkan membuat keluarga geram, sekaligus putus harapan akan bantuan mereka. "Jadi langsung kami adukan ke presiden, mudah-mudahan beliau baca agar tahu kondisi warganya dipedalaman," kata Rusli.

Tidak disangka, postingan Rusli menjadi viral hanya dalam durasi beberapa jam saja. Hingga 1 Januari 2016,  postingan Rusli telah di-share lebih dari 18 ribu kali. Tidak sedikit yang meninggalkan komentar mengecam sikap pihak puskesmas, adapula yang bijak menanggapi persoalan.

"Ini sungguh kabar yang tak elok diakhir tahun. Semestinya kemanusiaan itu pada alasan apapun mengalahkan administrasi yang paling pelik sekali pun. Yang pergi biarlah kita ikhlaskan. Tapi kerja yang tak manusiawi tetap harus di evaluasi, sejernih-jernihnya evaluasi. Agar kita kita tak perlu lagi nanti terenyuh oleh kasus yang sama berulang kali," tulis anggota DPRD Sulsel Wawan Mattaliu.

Seorang netizen lainnya, Fajrin Yusuf menyebut tidak semestinya petugas kesehatan di puskesmas di-bully habis-habisan. Padahal tupoksi mereka yang utama adalah pelayanan kesehatan. Mengangat jenazah dia sebut menjadi kewenangan Dinas Sosial yang mesti menyiapkan mobil khusus.

* Inspektorat dan DPRD

Begitu menjadi viral, kasus itu segera mendapat tanggapan dari pelbagai pihak. Tidak terkecuali Penjabat Bupati Maros Andi Herry Iskandar. Dirinya berjanji memerintahkan inspektorat memeriksa Kepala Puskesmas Cenrana Hj Erniwati dan Kepala Dinas Kesehatan Maros Dr Firman Jaya. Keduanya dijadwalkan dipanggil menghadap inspektorat, Kamis 31 Desember.

"Kita perintahkan inspektorat memeriksa untuk mengetahui duduk perkara yang sebenarnya. Jika memang ada pelanggaran maka kita akan tindak tegas," jelasnya.

Tindakan tegas untuk kasus semacam ini penting dilakukan, lanjut Herry mengingat pelayanan puskesmas adalah bagian dari pelayanan pemerintah terhadap masyarakat. Selain bakal diperiksa inspektorat, DPRD Maros melalui anggota komisi III Fitriani juga menjadwalkan pemanggilan terhadap Kepala Puskesmas dan Kadis Kesehatan.

Ketua DPRD Maros Chaidir Syam juga ikut angkat bicara. Dirinya meminta Dinas Kesehatan segera mengevaluasi pusksesmas, tidak hanya di Cenrana, tetapi juga di seluruh puskesmas se-Maros. Dirinya khawatir, peruntukan ambulans telah disalah gunakan oleh kepala puskesmas. "Ini wajib jadi catatan, kami akan segera meminta penjelasan pihak terkait," tegas Chaidir.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Maros, Dr. Firman Jaya menyampaikan permintaan maafnya atas kasus itu. Namun, Firman tetap berkilah ambulans hanya digunakan untuk merujuk pasien.

"Yang perlu diketahui memang betul mobil ambulance yang ada di Puskesmas kecamatan hanya diperuntukkan untuk keperluan perujukan pasien dan bukan untuk pengantaran Jenazah," katanya kepada awak media.

Dirinya menjelaskan, untuk keperluan pengantaran jenazah, tersedia 3 Ambulance di Rumah Sakit Salewangang. Ditanya soal situasi mendesak yang dialami jenazah, Firman kembali berkilah bahwa yang dilakukan puskesmas sudah sesuai SOP.  "Biasanya pasien akan enggan menggunakan Ambulance jika pernah dipakai pengantaran jenazah," tandasnya.

Kasus seperti ini bukan pertama kalinya terjadi di Sulsel. Oktober lalu seorang anak yang meninggal dunia disalah satu puskesmas di Sinjai juga mengalami nasib serupa. Kasus itu juga sempat booming, hingga berujung pencopotan kepala puskesmas setempat. (ris)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)