Catatan Hari Al-Quds: Palestina dan Sikap Kita


Penulis : M Haris Syah (Pengajar, mantan jurnalis)
Saya (dulu) suka nyinyiri demontrasi adek-adek mahasiswa di daerah. Aksinya selalu saja isu-isu pusat, bahkan isu internasional. Jarang, bahkan nyaris tak pernah menyentuh kondisi kekinian disekitar mereka.
Menggelar demo untuk wacana yang tengah hot di pusat mungkin kita anggap seksi. Tetapi itu juga sekaligus membuat kita terkesan miskin data, karena hanya dapat kulit informasi dari media. Jadi sering gagal paham apalagi jika tidak dikaji baik-baik, dan akhirnya demo itu jadi garing karena tidak menemui solusi.

Demonstrasi terakhir di Parepare misalnya, pada momentum hari buruh. Nyaris semua teriakan oratornya melangit. Semua yang dikritik adalah hal-hal yang jadi urusan orang pusat sana. UU Ketenagakerjaan, outsourcing, upah minimum, dan semacamnya.
‌Untung ada ketua Hima Kampus V UNM Dinda Ardiansyah yang sempat menyentil pemecatan 43 honorer Dinas Kebersihan. Itupun hanya sekadar lewat karena tidak dijadikan isu utama.
Saya memang lebih senang dan bangga, jika adek-adek ini mempelototi isu lokal. Yang bersentuhan langsung dengan hajat hidup orang. Jika ada yang demikian, saya dengan senang hati membantu mbikin rilis beritanya, biar tambah heboh.
Tapi saya tentu boleh punya pengecualian. Khusus untuk Palestina, saya akhir-akhir ini jadi gatal sendiri. Mungkin karena sering baca artikelnya Dina Sulaeman tentang peta situasi Timur Tengah.
Sore ini saya dan beberapa kawan dari Parepare, tancap gas ke Makassar untuk ikut peringatan Yaumul Quds. Meski mungkin bukan demonstrasi, tapi nuansanya kurang lebih sama. Ada orasi singkat, pembacaan doa, ditutup aksi bakar bendera Israel.
Saya merasa ini penting, dan layak mendapatkan atensi luas. Manuver-manuver Zionis dan sekutunya di Al Quds makin menjadi-jadi bahkan di bulan Ramadan ini. Rinciannya bisa disimak pada pelbagai media mainstream kredibel. Ingat ya, media mainstream yang kredibel. Mengingat ada secuil kaum yang menelan hoaks mentah-mentah.
Kita mungkin nun jauh dari pusat konflik, dan aksi Yaumul Quds kita tidak berpengaruh apa-apa pada situasi Palestina, tetapi paling tidak kita menunjukkan solidaritas dan dimana keberpihakan kita.
Lebih dari itu, isu Palestina juga sekaligus bisa jadi pintu masuk persatuan umat Islam yang akhir-akhir ini suka bertengkar. Semua mazhab dan aliran kepercayaan dalam Islam bersepakat, Palestina harus segera terbebas dari pendudukan Zionis. Aamiin. Tapi kok Saudi ???. (*)
Makassar, 31 Mei 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)