Banjir Enrekang dan Sigapnya Petugas
M Haris Syah
Enrekang
Enrekang nampaknya cukup sigap menangani banjir. Sedari pagi buta, personil BPBD, TNI dan polisi sudah tersebar di setiap sudut kota. Di titik-titik banjir, juga di kawasan padat penduduk dan ramai lalu lintas.
Mereka berjaga, mengatur pengendara, sekaligus mencegah warga menerobos, karena mengira banjirnya tidak parah amat. Ternyata air bisa sampai setinggi pinggang. Bahkan di lorong kami, Galung, air mencapai dada orang dewasa. Itu kelihatan dari bekas air bercampur lumpur yang menempel didinding rumah warga. Kalau tidak dicegah oleh petugas, warga yang nekat bisa-bisa terseret arus.
Segera setelah air mulai surut, sekira pukul 14.00, personil BPBD bersama pak polisi sudah keliling menyalurkan bantuan. Polisi dengan tanda pangkat dua balok dipundaknya datang didepan kos. Senyumnya ramah sambil mengulurkan beberapa bungkus nasi dan satu dus air mineral.
Pukul 20.00 wita, meski hujan, mereka kembali mengetuk pintu dari rumah ke rumah membawa logistik. Warga lainnya tidak tinggal diam. Mereka berpatroli keliling kampung. Sebagian memilih begadang, berjaga-jaga jangan sampai Sungai Saddang meluap lagi.
Dan benar saja, jelang tengah malam air kembali meninggi. Warga kini lebih siap mengungsi, karena barang-barang sudah ditinggikan, baik di loteng rumah maupun dibawa ke rumah tetangga yang lebih tinggi.
Konon banjir ini adalah yang terparah dalam 15 tahun terakhir. Mungkin ribuan rumah terendam, ratusan ternak sapi hanyut, jembatan putus, aktivitas pasar terganggu, beberapa sekolah harus diliburkan.
Tapi kita patut bersyukur karena tak ada korban jiwa. Namun begitu, banjir ini semestinya jadi early warning bagi pemerintah dan masyarakat. Jangan seperti banjir ibukota, yang sudah jadi semacam agenda tahunan, tanpa solusi meski sudah dipimpin gubernur seiman. (*)
Komentar
Posting Komentar