Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2014

Biar Beras Hangus, Yang Penting Masih Bisa dimakan

Gambar
Mereka Yang Mengais Sisa-sisa Kebakaran Hartaco M Haris Syah Parang Tambung Hari kedua pasca kebakaran hebat di Pasar Parang Tambung dan Kompleks Hartaco, asap masih terlihat mengepul di beberapa sudut. Tanah masih juga hitam, bau khas hangus terasa menyengat. Masker yang dibagikan relawan tidak cukup membantu. Kanal Parang Tambung, yang sebelumnya tertutup lapak berjejer kini terlihat jelas. Airnya yang berwarna hitam menggenang, tidak mengalir karena disesaki sampah. Seorang pria paruh baya terlihat mengais ditengah kubangan kanal itu. Tidak ia pedulikan penulis yang tengah memperhatikannya. Ia baru menoleh saat penulis menawarkan air minum padanya. "Ini dek siapa tau masih ada yang bisa diambil, karena semalam tidak bisa maki selamatkan apa-apa," katanya. Sarifuddin, begitu ia perkenalkan diri. Sarifuddin adalah salah satu pedagang beras korban kebakaran. Dua petak lapaknya dulu berdiri diatas kanal Parang Tambung. Tangan kirinya menenteng karung kecampang berwarna cokla

Mengaji, Ruko Sugeng Selamat dari Kebakaran

Gambar
Api seperti berputar diudara, mengikut hembusan angin, menyambar hingga seberang jalan M HARIS SYAH Parang Tambung Rutinitas Anca dan Fitiriani, pasangan suami istri yang memiliki sepetak lapak sempit dibilangan Hartaco berlangsung normal. Sebagaimana biasanya, setelah menitip anak mereka pada pamannya, Syamsir. Mereka bergegas membuka lapak. Berjualan segala macam dari pagi hingga malam menjelang. Namun hari Selasa malam kemarin, semuanya berubah. Sebagaimana kebiasaan mereka saat pasar sudah sepi, Anca akan megisi ulang botol-botol bensin yang ia pajang di depan lapaknya. Sementara Fitriani, tak jauh didekat sang suami, mengemas pakan ternak dalam kemasan-kemasan plastik kecil yang direkatkan dengan nyala lilin. Kemarau membuat angin berhembus lebih keras dari biasanya malam itu. Karena itu pula, sekira pukul 21.00 wita api lilin yang dipakai fitri menyambar bensin yang tengah dituang Anca. Dalam sekejap, api membesar, dipicu bensin dalam botol berjejer yang terbakar satu persatu.

Langgar Petuah, Rambah Hutan Terlarang

Gambar
Gunung idealnya menjadi sumber air yang kaya, namun warga kaki gunung Bawakaraeng justru kesulitan air untuk kebun mereka M HARIS SYAH Gunung Bawakaraeng Senyum senantiasa terpancar di wajah Hartati. Ia dengan ramah menjawab pertanyaan penulis yang mengunjungi kebunnya, Kamis 11 September lalu. Kebun Hartati berada di kaki Gunung Bawakaraeng, tepatnya di desa Bulu Balea. Sekitar 15 km dari Malino. Sambil membersihkan daun bawang, Ia bercerita, berkebun adalah mata pencaharian utama masyarakat desa ini. Mereka mengandalkan air dari pegunungan untuk menyirami sayuran, utamanya dimusim kemarau seperti saat ini. Namun, akhir-akhir ini, pasokan air dari gunung berkurang. Musim kemarau biasanya bukan kendala bagi mereka untuk berkebun, tapi saat ini mereka kadang kesulitan air. Untungnya, wakil mereka di DPRD Gowa, H Rapping berkenan membuatkan bak penampungan air, sehingga bisa sedikit tertolong. Dirinya menyebut, kesulitan air ini selalu dialami selama beberapa kemarau terakhir salah sat

Hanya 20 menit, Kembali Beraktivitas

Gambar
Dari Rumah Sunatan Sistem Klamp *) Hanya 20 menit, Kembali Beraktivitas Metode khitanan semakin bervariasi saja, salah satunya Rumah Sunatan. Mengandalkan sistem Klamp, diklaim cepat, bersih, dan tanpa darah M HARIS SYAH Plaza Alauddin Hanif, bocah lima tahun asal Gowa, Rabu pagi 3 September, terlihat ragu mengikuti langkah ibunya, Eka. Ia bersembunyi dibalik punggung Ibunya saat memasuki sebuah klinik bercat merah kuning. Pagi itu, Eka berencana mengkhitan buah hatinya. Begitu memasuki klinik, ekspresi Hanif perlahan berubah. Ia terlihat kegirangan saat ditawari bermain Playstation oleh Ana, penanggung jawab klinik. Terletak di bilangan Plaza Alauddin, tempat ini jauh dari kesan sebuah klinik. Tidak ada warna khas putih-putih. Termasuk beberapa dokter dan perawat yang ada disini semuanya memakai warna-warna cerah. Sementara Hanif bermain game, Eka mengisi formulir rekam medik dengan Ana. Setelah itu, Hanif dibawa ke lantai dua. Berbagai gambar tokoh superhero melapisi dinding tangga

2500 Kantong Darah Dalam Enam Jam

Gambar
Dari Donor Darah HUT 69 TNI Disini, kami hanya menyumbangkan sekantung darah. Di medan perang, jangankan sekantung, setiap tetes darah siap kami berikan. bahkan hingga kering, hanya untuk tanah air Indonesia. Selamat Ulang Tahun ke-69 TNI M HARIS SYAH Lapangan Hasanuddin Kerumunan manusia memadati Lapangan Hasanuddin pagi kemarin. Kebanyakan diantara mereka berpakaian hijau-hijau, seragam kebanggaan tentara. Teratur, mereka antri dibawah tenda-tenda yang juga berwana hijau pekat. Salah satunya adalah Akbar, tentara berpangkat Pratu ini terlihat ikut dalam antrian. Segera setelah menyelesaikan urusan disatu tenda, ia beranjak ke tenda lainnya. Hingga sampai di tenda terakhir dengan pembaringan khusus . Disana Akbar merebahkan badan, bajunya ia singsingkan hingga ke lengan. 250 cc darahnya ia donorkan hari itu. Pratu Akbar dihadapi oleh dr Kurniati, seorang dokter muda dari UTD Provinsi Sulsel. Sambil berbaring, Akbar berkenan berbagi cerita dengan penulis. Ia mengaku sudah beberapa k

Mesti Ngutang Jika Tidak Melaut

Gambar
*) Dampak Pembatasan BBM Bagi Nelayan Paotere Jika sehari tidak turun kelaut, bolehlah. Tapi jika sudah dua tiga hari, mereka harus ngutang sana-sini agar keluarga bisa makan. Ini telah mereka alami seminggu terakhir sejak solar jarang mereka temui lagi. M HARIS SYAH Pelabuhan Paotere Pagi menjelang siang di Pelabuhan Paotere, Senin 1 September. Sekira pukul 10.00 Wita pagi, tiga orang pria duduk di geladak sebuah bangkai kapal tak terpakai. Bangkai kapal itu terdampar di pinggir dermaga, disulap menjadi tempat bernaung yang nyaman, lengkap dengan balai-balai. Dermaga pagi itu tidak begitu ramai. Meski disekitarnya sandar puluhan kapal berbagai ukuran. Salah satu kapal itu bernama Rajawali Laut sandar paling dekat dengan bangkai kapal, tempat ketiga pria ini melepas lelah. Penulis mengampiri mereka, disambut ramah segera saja kami cepat akrab. Salah seorang diantaranya, sering disapa Rudding. Nelayan sekaligus petani rumput laut ini berkenan berbagi cerita tentang kesulitan para nela