2500 Kantong Darah Dalam Enam Jam
Dari Donor Darah HUT 69 TNI
Disini, kami hanya menyumbangkan sekantung darah. Di medan perang, jangankan sekantung, setiap tetes darah siap kami berikan. bahkan hingga kering, hanya untuk tanah air Indonesia. Selamat Ulang Tahun ke-69 TNI
M HARIS SYAH
Lapangan Hasanuddin
Kerumunan manusia memadati Lapangan Hasanuddin pagi kemarin. Kebanyakan diantara mereka berpakaian hijau-hijau, seragam kebanggaan tentara. Teratur, mereka antri dibawah tenda-tenda yang juga berwana hijau pekat.
Salah satunya adalah Akbar, tentara berpangkat Pratu ini terlihat ikut dalam antrian. Segera setelah menyelesaikan urusan disatu tenda, ia beranjak ke tenda lainnya. Hingga sampai di tenda terakhir dengan pembaringan khusus . Disana Akbar merebahkan badan, bajunya ia singsingkan hingga ke lengan. 250 cc darahnya ia donorkan hari itu.
Pratu Akbar dihadapi oleh dr Kurniati, seorang dokter muda dari UTD Provinsi Sulsel. Sambil berbaring, Akbar berkenan berbagi cerita dengan penulis. Ia mengaku sudah beberapa kali donor darah sejak bergabung dengan TNI. Menurutnya, selain berniat membantu sesama, donor darah juga sehat.
"Badan terasa segar beberapa hari setelah donor. Karena itu saya rutin ikut donor darah, tiap tiga bulan sekali," ujarnya seraya memperhatikan darahnya mengalir, terhisap kedalam kantung khusus.
Dari dr Kurniati juga, penulis mengorek lebih jauh proses donor darah. Ia menjelaskan, donor darah bisa dilakukan tiap tiga bulan sekali. Tentu dengan syarat-syarat yang mesti dipenuhi. "Harus berbadan sehat, sebelum donor dia harus sarapan, dan tidak boleh begadang," kata dokter berjilbab ini.
Pada donor kemarin, seorang wanita anggota Persit tiba-tiba tumbang sesaat setelah donor. Setelah diperiksa dr Kusrini, juga salah satu dokter dari UTD, ia "divonis" tidak boleh lagi donor. Rekasi setelah donor kemungkinan besar berulang tiap kali donor. Makanya ia tidak dibolehkan lagi donor.
"Ibu hamil dan yang menyusui tidak boleh, juga yang lagi menstruasi," jelasnya sambil memasang bantuan oksigen kepada wanita tadi. Pingsan, lanjut dr Kusrini hanya reaksi ringan. Reaksi lebih berat bisa terjadi, kejang-kejang misalnya.
Akbar hanya salah satunya, donor darah kemarin diikuti ribuan orang. Mereka adaah tentara, istri-istri yang tergabung dalam Persit, serta mahasiswi dari akademi kebidanan (Akbid) Pelamonia binaan TNI. Selain itu, terlihat mencolok diantara seragam hijau-hijau, juga ada 14 mahasiswa dari korps Sukarela KSR Universitas Hasanuddin
Donor darah kemarin adalah rangkaian peringatan hari ulang tahun ke 69 Tentara Nasional Indonesia (TNI). Juga dirangkai dengan pembagian 500 paket sembako 500 dan 500 paket bantuan untuk anak-anak yatim.
Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar berharap apa yang dilakukan TNI bisa bermanfaat besar untuk NKRI. Donor darah ini, hanya seujung dari persembahan TNI. Jangankan sekantung darah, setiap tetes darah harus dipersembahkan bahkan hingga kering, hanya untuk Indonesia. (*)
Disini, kami hanya menyumbangkan sekantung darah. Di medan perang, jangankan sekantung, setiap tetes darah siap kami berikan. bahkan hingga kering, hanya untuk tanah air Indonesia. Selamat Ulang Tahun ke-69 TNI
M HARIS SYAH
Lapangan Hasanuddin
Kerumunan manusia memadati Lapangan Hasanuddin pagi kemarin. Kebanyakan diantara mereka berpakaian hijau-hijau, seragam kebanggaan tentara. Teratur, mereka antri dibawah tenda-tenda yang juga berwana hijau pekat.
Salah satunya adalah Akbar, tentara berpangkat Pratu ini terlihat ikut dalam antrian. Segera setelah menyelesaikan urusan disatu tenda, ia beranjak ke tenda lainnya. Hingga sampai di tenda terakhir dengan pembaringan khusus . Disana Akbar merebahkan badan, bajunya ia singsingkan hingga ke lengan. 250 cc darahnya ia donorkan hari itu.
Pratu Akbar dihadapi oleh dr Kurniati, seorang dokter muda dari UTD Provinsi Sulsel. Sambil berbaring, Akbar berkenan berbagi cerita dengan penulis. Ia mengaku sudah beberapa kali donor darah sejak bergabung dengan TNI. Menurutnya, selain berniat membantu sesama, donor darah juga sehat.
"Badan terasa segar beberapa hari setelah donor. Karena itu saya rutin ikut donor darah, tiap tiga bulan sekali," ujarnya seraya memperhatikan darahnya mengalir, terhisap kedalam kantung khusus.
Dari dr Kurniati juga, penulis mengorek lebih jauh proses donor darah. Ia menjelaskan, donor darah bisa dilakukan tiap tiga bulan sekali. Tentu dengan syarat-syarat yang mesti dipenuhi. "Harus berbadan sehat, sebelum donor dia harus sarapan, dan tidak boleh begadang," kata dokter berjilbab ini.
Pada donor kemarin, seorang wanita anggota Persit tiba-tiba tumbang sesaat setelah donor. Setelah diperiksa dr Kusrini, juga salah satu dokter dari UTD, ia "divonis" tidak boleh lagi donor. Rekasi setelah donor kemungkinan besar berulang tiap kali donor. Makanya ia tidak dibolehkan lagi donor.
"Ibu hamil dan yang menyusui tidak boleh, juga yang lagi menstruasi," jelasnya sambil memasang bantuan oksigen kepada wanita tadi. Pingsan, lanjut dr Kusrini hanya reaksi ringan. Reaksi lebih berat bisa terjadi, kejang-kejang misalnya.
Akbar hanya salah satunya, donor darah kemarin diikuti ribuan orang. Mereka adaah tentara, istri-istri yang tergabung dalam Persit, serta mahasiswi dari akademi kebidanan (Akbid) Pelamonia binaan TNI. Selain itu, terlihat mencolok diantara seragam hijau-hijau, juga ada 14 mahasiswa dari korps Sukarela KSR Universitas Hasanuddin
Donor darah kemarin adalah rangkaian peringatan hari ulang tahun ke 69 Tentara Nasional Indonesia (TNI). Juga dirangkai dengan pembagian 500 paket sembako 500 dan 500 paket bantuan untuk anak-anak yatim.
Pangdam VII/Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar berharap apa yang dilakukan TNI bisa bermanfaat besar untuk NKRI. Donor darah ini, hanya seujung dari persembahan TNI. Jangankan sekantung darah, setiap tetes darah harus dipersembahkan bahkan hingga kering, hanya untuk Indonesia. (*)
Komentar
Posting Komentar