Hanya 20 menit, Kembali Beraktivitas
Dari Rumah Sunatan Sistem Klamp
*) Hanya 20 menit, Kembali Beraktivitas
Metode khitanan semakin bervariasi saja, salah satunya Rumah Sunatan. Mengandalkan sistem Klamp, diklaim cepat, bersih, dan tanpa darah
M HARIS SYAH
Plaza Alauddin
Hanif, bocah lima tahun asal Gowa, Rabu pagi 3 September, terlihat ragu mengikuti langkah ibunya, Eka. Ia bersembunyi dibalik punggung Ibunya saat memasuki sebuah klinik bercat merah kuning. Pagi itu, Eka berencana mengkhitan buah hatinya.
Begitu memasuki klinik, ekspresi Hanif perlahan berubah. Ia terlihat kegirangan saat ditawari bermain Playstation oleh Ana, penanggung jawab klinik. Terletak di bilangan Plaza Alauddin, tempat ini jauh dari kesan sebuah klinik. Tidak ada warna khas putih-putih. Termasuk beberapa dokter dan perawat yang ada disini semuanya memakai warna-warna cerah.
Sementara Hanif bermain game, Eka mengisi formulir rekam medik dengan Ana. Setelah itu, Hanif dibawa ke lantai dua. Berbagai gambar tokoh superhero melapisi dinding tangga hingga selasar. Ruang tindakan khitan dilantai dua sekali lagi didominasi warna cerah. . "Ma itu spiderman, itu superman," kata Hanif menunjuk gambar-gambar itu.
Dr Irfan yang bertugas hari itu menawari Hanif sebuah Ipad penuh berbagai jenis game. Tentu saja Hanif senang, ia menurut saja ketika diminta berbaring. Eka menemani anaknya bermain game, sementara Dr Irfan dan seorang perawat mulai bekerja. Hanif sempat berontak, namun hanya sebentar.
Segera setelah Hanif diberi bius, ia kembali asik bermain game. Tak berapa lama setelahnya, ia sudah bisa berdiri. Sebelum pamit, Hanif dan Dr Irfan sempat berfoto bersama.
Begitulah, proses khitan di Rumah Sunatan hanya sekira 20 menit. Cabang ke-20 klinik yang berpusat di Jakarta ini baru saja diresmikan dua hari lalu. Rumah Sunatan memang mengusung konsep yang membuat nyaman anak-anak. "Anak-anak tidak akan takut berlebihan, kami biarkan mereka bermain game bahkan saat dikhitan. Akhirnya fokusnya pecah dan tidak memikirkan sakit saat dikhitan" jelas Ana.
Ana menjelaskan khitanan cepat memang bukan hal baru, tapi Sistem Klamp menjadi pembeda. "Klamp terbuat dari plastik steril terdiri dari tabung dan penjepit. Klamp cepat, tidak dijahit, dan tidak berdarah. Setelah khitan, bisa langsung beraktifitas seperti biasa," bebernya.
Caranya, daerah kelamin yang akan disunat ditandai, kemudian, ujung kelamin dikeluarkan dan dipasangi tabung Klamp, kulit yang menutupi ujung kelamin kemudian dijepit. Setelahnya dipotong, juga dengan penjepit itu. Semuanya diklaim steril dan sekali pakai.
Ana mengklaim metode terbaru ini direkomendasikan organisasi kesehatan dunia atau WHO. Biayanya bervariasi. Untuk usia 0-13 tahun, dikenai tarif Rp1 juta 50 ribu. Usia 14-19 tahun atau kategori remaja dikenai tarif Rp1,3 juta, 20 tahun keatas, tarifnya Rp2 juta.
Anak-anak melaksanakan khitan memang sudah jamak, namun Rumah Sunatan hari itu juga kedatangan pasien dewasa. Namanya sebut saja Budi berumur 57 tahun. Ia mengaku ikut khitan karena tertarik metode klamp yang ditawarkan. "Hasilnya bagus tawwa, tidak terasa sakit, bersih dan bisa langsung bekerja," tandas warga Maccini ini.
Rumah Sunatan, menjawab banyaknya permintaan sunatan yang cepat dan aman. Bukan hanya bagi anak-anak dan muslim, namun juga untuk orang dewasa dan non muslim yang mengikuti anjuran Kemenkes. (*)
*) Hanya 20 menit, Kembali Beraktivitas
Metode khitanan semakin bervariasi saja, salah satunya Rumah Sunatan. Mengandalkan sistem Klamp, diklaim cepat, bersih, dan tanpa darah
M HARIS SYAH
Plaza Alauddin
Hanif, bocah lima tahun asal Gowa, Rabu pagi 3 September, terlihat ragu mengikuti langkah ibunya, Eka. Ia bersembunyi dibalik punggung Ibunya saat memasuki sebuah klinik bercat merah kuning. Pagi itu, Eka berencana mengkhitan buah hatinya.
Begitu memasuki klinik, ekspresi Hanif perlahan berubah. Ia terlihat kegirangan saat ditawari bermain Playstation oleh Ana, penanggung jawab klinik. Terletak di bilangan Plaza Alauddin, tempat ini jauh dari kesan sebuah klinik. Tidak ada warna khas putih-putih. Termasuk beberapa dokter dan perawat yang ada disini semuanya memakai warna-warna cerah.
Sementara Hanif bermain game, Eka mengisi formulir rekam medik dengan Ana. Setelah itu, Hanif dibawa ke lantai dua. Berbagai gambar tokoh superhero melapisi dinding tangga hingga selasar. Ruang tindakan khitan dilantai dua sekali lagi didominasi warna cerah. . "Ma itu spiderman, itu superman," kata Hanif menunjuk gambar-gambar itu.
Dr Irfan yang bertugas hari itu menawari Hanif sebuah Ipad penuh berbagai jenis game. Tentu saja Hanif senang, ia menurut saja ketika diminta berbaring. Eka menemani anaknya bermain game, sementara Dr Irfan dan seorang perawat mulai bekerja. Hanif sempat berontak, namun hanya sebentar.
Segera setelah Hanif diberi bius, ia kembali asik bermain game. Tak berapa lama setelahnya, ia sudah bisa berdiri. Sebelum pamit, Hanif dan Dr Irfan sempat berfoto bersama.
Begitulah, proses khitan di Rumah Sunatan hanya sekira 20 menit. Cabang ke-20 klinik yang berpusat di Jakarta ini baru saja diresmikan dua hari lalu. Rumah Sunatan memang mengusung konsep yang membuat nyaman anak-anak. "Anak-anak tidak akan takut berlebihan, kami biarkan mereka bermain game bahkan saat dikhitan. Akhirnya fokusnya pecah dan tidak memikirkan sakit saat dikhitan" jelas Ana.
Ana menjelaskan khitanan cepat memang bukan hal baru, tapi Sistem Klamp menjadi pembeda. "Klamp terbuat dari plastik steril terdiri dari tabung dan penjepit. Klamp cepat, tidak dijahit, dan tidak berdarah. Setelah khitan, bisa langsung beraktifitas seperti biasa," bebernya.
Caranya, daerah kelamin yang akan disunat ditandai, kemudian, ujung kelamin dikeluarkan dan dipasangi tabung Klamp, kulit yang menutupi ujung kelamin kemudian dijepit. Setelahnya dipotong, juga dengan penjepit itu. Semuanya diklaim steril dan sekali pakai.
Ana mengklaim metode terbaru ini direkomendasikan organisasi kesehatan dunia atau WHO. Biayanya bervariasi. Untuk usia 0-13 tahun, dikenai tarif Rp1 juta 50 ribu. Usia 14-19 tahun atau kategori remaja dikenai tarif Rp1,3 juta, 20 tahun keatas, tarifnya Rp2 juta.
Anak-anak melaksanakan khitan memang sudah jamak, namun Rumah Sunatan hari itu juga kedatangan pasien dewasa. Namanya sebut saja Budi berumur 57 tahun. Ia mengaku ikut khitan karena tertarik metode klamp yang ditawarkan. "Hasilnya bagus tawwa, tidak terasa sakit, bersih dan bisa langsung bekerja," tandas warga Maccini ini.
Rumah Sunatan, menjawab banyaknya permintaan sunatan yang cepat dan aman. Bukan hanya bagi anak-anak dan muslim, namun juga untuk orang dewasa dan non muslim yang mengikuti anjuran Kemenkes. (*)
Komentar
Posting Komentar