Gilang dan Tari Sumengo



Kolaborasi Skill Gilang dan Eksotika Tari Sumengo

M Haris Syah
Luwu Music Festival

Skill bermain drum seniman senior, Gilang Ramadhan sukses memukau ribuan warga Kabupaten Luwu, malam tadi Selasa 17 Februari. Kolaborasinya dengan Komodo Band, Sanggar Tari Pantilang Mamali dan pelukis Zainal Beta berhasil menyita perhatian penonton Luwu Music Festival.

Festival malam tadi dibuka dengan penampilan musik bambu khas Luwu, disusul tarian tradisional Luwu masing-masing tari Pajaga Lili, Tari Mabbalindo, Tari Sumengo serta gemulai penari Paggendang dari Sanggar Tari Pantilang Mamali serta Padinginan Walenrang Barat

Gilang? sukses memadukan hentakan drum modern dengan eksotika tari tradisional. Penampilan pelukis tanah liat Zainal Beta diwaktu bersamaan menambah unik pertunjukan tersebut. "Ini baru pertama kali, sebuah kolaborasi perayaan ulang tahun ke-9 kota Belopa dengan sentuhan modern, sekaligus mengangkat seni budaya sendiri," kata Bupati Luwu H Andi Mudzakkar disela-sela festival.

Festival ditutup dengan tari yang sarat nilai mistik, Tari Sumengo. Andi Mudzakkar menyebut, tari ini berisi ritual warga yang menggambarkan doa dan harapan keselamatan dalam setiap aktivitas. Tari ini di-perform dari empat anak suku Luwu asli. Diakhir acara, penyanyi Syahrani tidak ketinggalan mempersembahkan lagu-lagu bergenre jazz.

Gilang Ramadhan akhir-akhir ini memang tengah giat mengangkat kembali seni budaya lokal Indonesia. Bersama grup band yang ia gawangi, Komodo ?Band, mereka kerap berkeliling Indonesia mencari lagu-lagu anonim untuk di-aransemen ulang, lalu dipromosikan. Nama Komodo sendiri dipilih karena menggambarkan salah satu ciri khas Indonesia.

Di Luwu, selain menjadi brand ambassador untuk produk lokal Kopi Bisang, Gilang dan rekan-rekannya juga hendak melestarikan alat-alat tetabuhan. Menurutnya Luwu dengan tari-tarian khasnya banyak menggunakan alat musik tabuh. "Yang seperti itu harus terus dijaga, saya suka panik kalau seni budaya kita diklaim negara lain," ujarnya.

Gilang menyarankan pemerintah Luwu memperbanyak event-event seni budaya, dan melibatkan anak-anak dalam setiap gelarannya. "Anak-anak harus kenal tarian, nyanyian dan alat musik tradisional. Karena pada merekalah masa depan kesenian kita," pungkas Gilang.

Andi Mudzakkar mengapresiasi upaya Gilang tersebut. Pihaknya sendiri sedang menggodok Peraturan Daerah (Perda) tentang pelestarian budaya di Luwu. "Saya mungkin tidak memiliki background seni budaya, tetapi kita punya komitmen yang sama dalam pelestarian seni budaya, terutama soal tari-tarian, nyanyian dan alat musik yang telah jadi adat-istiadat kita," tutupnya. (ris)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)