Obsesi Museum Gilang Ramadhan
M Haris Syah
Belopa
Drummer Gilang Ramadhan akhir-akhir ini tengah giat mengangkat kembali seni budaya lokal Indonesia. Saat ini, ia menggagas pembangunan museum seni budaya di Ubud, Bali.
Gilang menagih janji Presiden Joko Widodo, saat dirinya kerap dipanggil mengisi konser sebelum Pilpres tahun lalu. Saat itu, ia mengutarakan niatnya membangun museum tersebut kepada Jokowi dan mendapat respon positif.
"Saat itu beliau mengatakan seni budaya tradisional Indonesia harus dipelihara, karena itu beliau sepakat ide pendirian museum seni budaya itu," ujar Gilang saat ditemui FAJAR di Luwu Expo, 17 Februari lalu.
Museum itu, kata Gilang akan menjadi pusat promosi dan informasi tentang seni budaya Indonesia, mulai dari nyanyian, tari-tarian hingga alat musik tradisonal. Kota Ubud dipilih bukan karena hanya seni budaya Bali yang ingin ia angkat, tetapi kota tersebut menjadi destinasi wisatawan mancanegara.
Puncak kunjungan wisatawan pada bulan Juli hingga Desember menjadi momen pas memperkenalkan seni budaya Indonesia, termasuk Sulsel kepada para wisatawan. "Semakin banyak yang berkunjung di bulan itu, semakin besar pula peluang kita memperkenalkan seni budaya kita, dan menegaskan bahwa itu milik Indonesia," urainya.
Gilang menambahkan, dirinya biasa geram jika pemerintah terkesan abai terhadap lagu-lagu anonim, tari-tarian, hingga alat musik tradisional. Pun bahkan ketika hak milik Indonesia tersebut diklaim negara lain, respon pemerintah dianggapnya sangat lamban.
"Saya sarankan pemerintah memperbanyak event-event seni budaya. Libatkan anak-anak, mereka harus kenal tarian, nyanyian dan alat musik tradisional. Karena pada merekalah masa depan kesenian kita," tegasnya.
Bersama grup band yang ia gawangi, Komodo Band, mereka kerap berkeliling Indonesia mencari lagu-lagu anonim untuk di-aransemen ulang, tari-tarian dan alat musik tradisional seperti tetabuhan, lalu dipromosikan. Nama Komodo sendiri dipilih karena menggambarkan salah satu ciri khas Indonesia. (ris)
Belopa
Drummer Gilang Ramadhan akhir-akhir ini tengah giat mengangkat kembali seni budaya lokal Indonesia. Saat ini, ia menggagas pembangunan museum seni budaya di Ubud, Bali.
Gilang menagih janji Presiden Joko Widodo, saat dirinya kerap dipanggil mengisi konser sebelum Pilpres tahun lalu. Saat itu, ia mengutarakan niatnya membangun museum tersebut kepada Jokowi dan mendapat respon positif.
"Saat itu beliau mengatakan seni budaya tradisional Indonesia harus dipelihara, karena itu beliau sepakat ide pendirian museum seni budaya itu," ujar Gilang saat ditemui FAJAR di Luwu Expo, 17 Februari lalu.
Museum itu, kata Gilang akan menjadi pusat promosi dan informasi tentang seni budaya Indonesia, mulai dari nyanyian, tari-tarian hingga alat musik tradisonal. Kota Ubud dipilih bukan karena hanya seni budaya Bali yang ingin ia angkat, tetapi kota tersebut menjadi destinasi wisatawan mancanegara.
Puncak kunjungan wisatawan pada bulan Juli hingga Desember menjadi momen pas memperkenalkan seni budaya Indonesia, termasuk Sulsel kepada para wisatawan. "Semakin banyak yang berkunjung di bulan itu, semakin besar pula peluang kita memperkenalkan seni budaya kita, dan menegaskan bahwa itu milik Indonesia," urainya.
Gilang menambahkan, dirinya biasa geram jika pemerintah terkesan abai terhadap lagu-lagu anonim, tari-tarian, hingga alat musik tradisional. Pun bahkan ketika hak milik Indonesia tersebut diklaim negara lain, respon pemerintah dianggapnya sangat lamban.
"Saya sarankan pemerintah memperbanyak event-event seni budaya. Libatkan anak-anak, mereka harus kenal tarian, nyanyian dan alat musik tradisional. Karena pada merekalah masa depan kesenian kita," tegasnya.
Bersama grup band yang ia gawangi, Komodo Band, mereka kerap berkeliling Indonesia mencari lagu-lagu anonim untuk di-aransemen ulang, tari-tarian dan alat musik tradisional seperti tetabuhan, lalu dipromosikan. Nama Komodo sendiri dipilih karena menggambarkan salah satu ciri khas Indonesia. (ris)
Komentar
Posting Komentar