Kiat Bumi Lasinrang Raih Adipura Kedelapan


Tahun lalu Kabupaten Pinrang gagal meraih Piala Adipura. Lambang supremasi kebersihan kota itu baru bisa direbut tahun ini, lewat sejumlah program. Adipura Buana yang kedelapan itu menjadi bukti pembenahan besar-besaran pada Dinas KPK.

M HARIS SYAH
Pinrang

Sempat empat kali berturut-turut menjadi langganan penerima piala adipura (2011-2014), tahun 2015 lalu gelar itu lepas dari Bumi Lasinrang.  Kabupaten Pinrang menjadikan kegagalan itu sebagai titik awal pembenahan besar-besaran di bidang kebersihan. Bupati Pinrang Aslam Patonangi menunjuk 'Ahok'nya Pinrang, Aswadi Haruna menangani persoalan kebersihan.

Salah satu yang menjadi fokus Aswadi sejak menjabat Kepala Dinas Kebersihan Pertamanan dan Kebakaran (KPK) adalah perbaikan Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). TPA yang terletak di Malimpung itu kini dilengkapi jembatan timbang, diklaim satu-satunya di Sulsel. "Jembatan timbang berfungsi mengukur kuantitas sampah yang diangkut, dari masing-masing kawasan sebelum dibuang," jelas Aswadi.

Hasil perhitungan dari jembatan itu, menjadi dasar Aswadi untuk menentukan paket kebijakan. Seperti berapa armada dan personil yang harus bertugas di Kota Pinrang, di kawasan tertentu sampah jenis apa yang mendominasi sehingga armada yang cocok bisa ditentukan, hingga kebijakan teknis lainnya.

"Kemudian, sampah yang dibuang itukan ditutupi tanah secara rutin. Itu menghasilkan gas metan, nah gas itu kita manfaatkan menghasilkan energi untuk penerangan mandiri. Jadi kita berhemat sekaligus memanfaatkan sampah, ini pertama kali di Sulsel" beber mantan Camat Mattirobulu itu.

Inovasi lain yang jarang mendapat perhatian oranglain, adalah kebersihan mobil sampah itu sendiri. Jika kita perhatikan mobil sampah di Pinrang, kita akan temukan mobil-mobil itu masuk kota selalu dengan kondisi bersih dan harum. "Begitu mobil sampah masuk di TPA, langsung dicuci. Sehingga ketika masuk dalam kota armada kita bersih dan harum. Ini sering luput dari pengamatan," kata Aswadi.

Sebagai Ahok-nya Pinrang, Aswadi itu juga memberlakukan disiplin tinggi bagi 190 personil Dinas KPK berikut seluruh supir armada. Sehingga tidak ada laporan warga yang sampahnya lambat diangkut. "Meskipun armada terbatas, kita coba atur dengan cara disiplin waktu. Kedepan kita berharap ada tambahan armada," ujarnya.

Kepala BLHD Pinrang Suardi Kiramang menambahkan, item penilaian lain yang selama ini diandalkan adalah pasar, terminal, hutan kota dan perkantoran. Totalnya ada 60 titik di Pinrang yang sukses memikat tim penilai. "Kita berhasil mempertahankan skor tinggi pada 60 titik itu. yang membuat kita gagal kemarin memang poin TPA yang sangat rendah. Ini sudah sukses dibenahi," singkatnya.

Puluhan petugas kebersihan merasakan jerih payah mereka tidak sia-sia dalam berjibaku dengan sampah. Oleh Dinas KPK, petugas kebersihan itu diboyong ke Bali dan Yogyakarta untuk berlibur selama empat hari.

“Itu adalah bentuk apresiasi kami kepada mereka yang bercucuran keringat hingga adipura ini diraih. Kami berangkatkan sejumlah pekerja Dinas KPK untuk berlibur, agar pelayanan kebersihan tetap berjalan normal, keberangkatan dibagi menjadi dua gelombang," jelas Aswadi.

Sekertaris Daerah Pinrang Syarifuddin Side menambahkan, adipura hanyalah tujuan antara yang ingin diraih pemda. Tujuan utamanya adalah masyarakat bisa menikmati kota dan memberi masyarakat dorongan yang tepat untuk menjaga kebersihan itu. Adipura itu, kata Sekda adalah keberhasilan semua masyarakat Pinrang. (ris)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)