Kiat Kota Parepare Meraih Adipura 2016
Andalkan Program Peduli, Benahi TPA
Salah satu item penilaian Piala Adipura adalah kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebagai kota penerima Adipura, Pemkot berupaya menjadikan TPA di Lapadde sebagai tempat yang jauh dari kesan kotor.
M HARIS SYAH
Parepare
Predikat kota bersih sempat lepas dari Parepare pada awal pemerintahan Walikota Taufan Pawe. Akhirnya dengan kerja keras dan pelbagai program terpadu, Piala Adipura kembali ke pangkuan Kota Habibie itu. Taufan-pun membeberkan kiat-kiatnya dalam mengejar Piala Adipura tahun ini.
Taufan menyebut, jajarannya dia ajak bekerja dengan konsep kepedulian. Sehingga hampir seluruh program andalannya dalam meraih Adipura dia namai Peduli. Mulai dari kegiatan membersihkan Jumat Peduli, Peduli Lorong hingga Peduli Lingkungan. Hal itu membuahkan hasil sesuai harapan. Parepare menjadi penerima Piala Adipura 2016 kategori kota sedang .
Yang pertama dilakukan Taufan adalah membenai TPa menjadi tempat yang terkelola baik. Semua standar penilaian dipenuhi sehingga Taufan berani mengklaim TPA Parepare adalah yang terbaik di Sulsel. Mesin pencacah sampah dan pembuatan kompos dipastikan berfungsi maksimal.
"TPA Lapadde sengaja diletakkan jauh dari pemukiman agar tidak mengganggu warga. Tepatnya diwilayah perbukitan Lapadde, sehingga dapat menjadi TPA hingga 20 tahun kedepan," urai Taufan, yang mempersentasekan langsung program Pemkot didepan kementerian beberapa waktu lalu.
Dia menargetkan TPA itu bahkan bisa menjadi destinasi wisata dan rekreasi. Caranya, membuat TPA itu jauh dari kesan kotor. Hampir semua jenis sampah bisa diolah kembali. Bahkan Pemkot mewacanakan akan membuat kolam pemancingan dekat dari TPA itu. "Lihat saja kedepan, saya ingin ajak untuk makan disana tanpa merasa jijik karena memang tidak ada bau. Yang ada adalah suasana alami," tegasnya.
Yang kedua, Pemkot menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat lewat program Sisebbu Passerring, artinya seribu sapulidi. Seribu sapulidi adalah simbol partisipasi masyarakat akan kebersihan kota. Pada subuh hingga pagi hari, akan mudah ditemukan warga yang menyapu disekitar lingkungan masing-masing. Semua kelurahan juga memiliki bank sampah sehingga sampah warga bisa langsung dibuang.
Program Peduli Lorong juga jadi andalan Pemkot. Menyusuri lorong Parepare, kita akan dibuat berdecak karena hampir seluruh infrastruktur lorong sangat baik, terbeton dan bersih. Selain itu lampu LED yang menyala terang menjadikan lorong itu tidak hanya indah, dan nyaman tetapi juga aman pada malam hari. "Itu nilai tambahnya," imbuh Kepala BLHD Parepare Amir Lolo.
Pemkot juga memaksimalkan peran PNS dan pejabat sebagai teladan masyarakat. Di kota ini, jika hendak mengurus sesuatu di kantor pemerintahan pada hari Jumat, datanglah agak siang. Mulai RT-RW, kantor lurah, camat hingga kantor SKPD lebih sibuk pada pagi hari. PNS golongan paling bawah hingga pejabat eselon diwajibkan aktif pada program Jumat Peduli.
Aksi membersihkan selama dua jam dilingkungan sekitar masing-masing instansi. Selain itu, RT-RW hingga lurah juga mengajak warga berpartisipasi dalam kegiatan rutin tersebut. Program itu digalakkan Pemkot Parepare sejak walikota Taufan Pawe menjabat. (ris)
Salah satu item penilaian Piala Adipura adalah kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sebagai kota penerima Adipura, Pemkot berupaya menjadikan TPA di Lapadde sebagai tempat yang jauh dari kesan kotor.
M HARIS SYAH
Parepare
Predikat kota bersih sempat lepas dari Parepare pada awal pemerintahan Walikota Taufan Pawe. Akhirnya dengan kerja keras dan pelbagai program terpadu, Piala Adipura kembali ke pangkuan Kota Habibie itu. Taufan-pun membeberkan kiat-kiatnya dalam mengejar Piala Adipura tahun ini.
Taufan menyebut, jajarannya dia ajak bekerja dengan konsep kepedulian. Sehingga hampir seluruh program andalannya dalam meraih Adipura dia namai Peduli. Mulai dari kegiatan membersihkan Jumat Peduli, Peduli Lorong hingga Peduli Lingkungan. Hal itu membuahkan hasil sesuai harapan. Parepare menjadi penerima Piala Adipura 2016 kategori kota sedang .
Yang pertama dilakukan Taufan adalah membenai TPa menjadi tempat yang terkelola baik. Semua standar penilaian dipenuhi sehingga Taufan berani mengklaim TPA Parepare adalah yang terbaik di Sulsel. Mesin pencacah sampah dan pembuatan kompos dipastikan berfungsi maksimal.
"TPA Lapadde sengaja diletakkan jauh dari pemukiman agar tidak mengganggu warga. Tepatnya diwilayah perbukitan Lapadde, sehingga dapat menjadi TPA hingga 20 tahun kedepan," urai Taufan, yang mempersentasekan langsung program Pemkot didepan kementerian beberapa waktu lalu.
Dia menargetkan TPA itu bahkan bisa menjadi destinasi wisata dan rekreasi. Caranya, membuat TPA itu jauh dari kesan kotor. Hampir semua jenis sampah bisa diolah kembali. Bahkan Pemkot mewacanakan akan membuat kolam pemancingan dekat dari TPA itu. "Lihat saja kedepan, saya ingin ajak untuk makan disana tanpa merasa jijik karena memang tidak ada bau. Yang ada adalah suasana alami," tegasnya.
Yang kedua, Pemkot menumbuh kembangkan kesadaran masyarakat lewat program Sisebbu Passerring, artinya seribu sapulidi. Seribu sapulidi adalah simbol partisipasi masyarakat akan kebersihan kota. Pada subuh hingga pagi hari, akan mudah ditemukan warga yang menyapu disekitar lingkungan masing-masing. Semua kelurahan juga memiliki bank sampah sehingga sampah warga bisa langsung dibuang.
Program Peduli Lorong juga jadi andalan Pemkot. Menyusuri lorong Parepare, kita akan dibuat berdecak karena hampir seluruh infrastruktur lorong sangat baik, terbeton dan bersih. Selain itu lampu LED yang menyala terang menjadikan lorong itu tidak hanya indah, dan nyaman tetapi juga aman pada malam hari. "Itu nilai tambahnya," imbuh Kepala BLHD Parepare Amir Lolo.
Pemkot juga memaksimalkan peran PNS dan pejabat sebagai teladan masyarakat. Di kota ini, jika hendak mengurus sesuatu di kantor pemerintahan pada hari Jumat, datanglah agak siang. Mulai RT-RW, kantor lurah, camat hingga kantor SKPD lebih sibuk pada pagi hari. PNS golongan paling bawah hingga pejabat eselon diwajibkan aktif pada program Jumat Peduli.
Aksi membersihkan selama dua jam dilingkungan sekitar masing-masing instansi. Selain itu, RT-RW hingga lurah juga mengajak warga berpartisipasi dalam kegiatan rutin tersebut. Program itu digalakkan Pemkot Parepare sejak walikota Taufan Pawe menjabat. (ris)
Komentar
Posting Komentar