Jawara Catur yang Tak Lagi Dipedulikan



Namanya Abdullah Amir, mantan atlet catur yang kini lumpuh tidak berdaya. Kota Parepare sempat dia harumkan namanya saat gelar juara se-Sulsel dia rebut. 20 tahun dia jadi atlet andalan kota bertagline Peduli itu. Bukan waktu yang sebentar.

Kami 'menemukannya' Juni 2016 silam. Sebuah piagam penghargaan berbingkai murahan, bertandatangan walikota menjadi bukti sahih kehebatannya dalam strategi catur. Piagam itu tergantung berdebu di dinding kontrakannya yang kumuh.

Kini, nasib Abdullah tidak lebih baik dari piagamnya. Usang, kotor, tidak dipedulikan. Waktu kami berkunjung, piagam itu ia pegang erat-erat.

Pada satu malam di bulan Ramadan, kami menemani adik-adik dari HMI Komisariat PGSD Parepare mengunjungi pak Abdullah. Seorang dermawan yang baik hati menitipkan sepaket sedekahnya.

Pertemuan kembali dengan pak Abdullah berlangsung akrab. Meski kami hanya melantai, karena di kontarannya itu tak cukup kursi untuk kami yang datang 5-6 orang.

Pak Abdullah dengan senang hati menceritakan pengalamannya mengharumkan nama Parepare dilevel provinsi hingga nasional. Adik-adik aktivis ini bersimpuh mendengarkan.

Sesekali Abdullah tertawa, memperlihatkan giginya yang mulai ompong.  Abdullah senang. Kata istrinya, belum pernah dia tertawa selepas itu sejak lumpuh. Waktu itu, istri Abdullah juga minta didoakan agar usahanya jualan nasi bungkus berjalan lancar.

Sejak itu, beberapa kali ada dermawan yang memberi bantuan untuk Abdullah. Kabar terbaru yang kami dengar selang tiga tahun, Abdullah masih dengan kondisi yang sama. Lumpuh, tak bisa berbuat banyak. Ia berharap bisa dapat bantuan kursi roda dari pemerintah. (*)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Laporan Aktualisasi; Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas VI B di UPT SD Negeri 1 Enrekang

Sayyid Jamaluddin, Sisipkan Ajaran Tauhid pada Budaya Lokal (bag.2)