Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Hari Pertama Pelatihan Jurnalis Tribun Timur Angkatan 17

Gambar
M Haris Syah Makassar Pelatihan jurnalis Tribun Timur angkatan ke-16 digelar pada hari Selasa, 13-17 November. Pada hari pertama pelatihan, dipaparkan sedikitnya tiga jenis materi, yakni Selamat Datang di Tribun Timur, Fakta dan P5W1H, serta Konsep Berita Tribun. Materi pertama membahas mengenai pengenalan Tribun Timur.  Wakil Pemimpin Redaksi Thamzil Thahir menjelaskan struktur perusahaan, jajaran redaksi, serta bisnis yang dijalankan. Juga dijelaskan hubungan antara Tribun Timur dengan Kompas dan Tribunnews.com. Materi ini juga mencakup pencapaian dan prestasi-prestasi yang telah dicapai Tribun Timur selama hampir 15 tahun berdiri. Salah satunya, Tribunnews.com telah merajai industri online di Indonesia dengan memuncaki peringkat Alexa, bahkan mengalahkan Google dan Youtube. Dalam data internal Tribunnews.com, Tribun Timur adalah salah satu anak grup tersukses baik dari sisi redaksional maupun sisi bisnis. Dari sisi media sosial-pun, Tribun Timur juga termasuk yang terbaik da

Penafsiran 11 Pasal Kode Etik Jurnalistik

Gambar
Kode etik jurnalis adalah seperangkat aturan yang wajib dipatuhi oleh para jurnalis dalam melaksanakan tugas jurnalistiknya. Ada 11 pasal dalam kode etik jurnalis. Jurnalis harus independen artinya tidak memihak, tanpa intervensi dari siapapun, termasuk dari pemilik perusahaan media. Akurat berarti menyajikan berita dengan data dan fakta yang sesuai. Berimbang, artinya jurnalis harus mengambil informasi dari semua sisi/pihak, semua berhak mendapat porsi setara dalam pemberitaan. Tidak beritikad buruk, artinya tidak ada niat sengaja merugikan pihak tertentu. Jurnalis Tribun wajib memperkenalkan diri dengan nama terang, jelas dan jika perlu menunjukkan Id Card kepada narasumber. Menghormati privasi dan pengalaman traumatis oranglain, tidak merekayasa berita, dan tidak mengcopypaste berita oranglain. Namun dalam berita investigasi, dibolehkan menggunakan cara tertentu demi kepentingan umum. Jurnalis selalu me-recheck informasi darimanapun sumbernya. Memberi porsi sama kepada semu

Menengok Tarekat Khalwatiyah di Maros

Gambar
//Sejak 1996, Jamaah Mencapai 1000 Orang Dijari mereka melingkar tasbih, bibir tak pernah lepas dari kalimat tauhid, mengiringi aktivitas sehari-hari. Demikianlah, mereka tetap sabar disebut sesat dan 'berbeda' M HARIS SYAH Barandasi Kolong rumah berukuran 20x20 meter disulap sedemikian rupa, sehingga mirip mesjid. Rumah panggung itu terletak persis dibelakang kantor Polsek Lau, Barandasi, Maros. Disanalah para jamaah tarekat khalwatiyah melaksanakan salat dan zikir berjamaah. Petang itu penulis mengunjunginya, melihat dari dekat seperti apa keseharian jamaah yang konon jumlahnya mencapai 1000 orang itu. Dikolong rumah itu, sepintas tidak ada yang berbeda dari masjid pada umumnya. Jamaah pria memakai kopiah, baju koko atau t-shirt. Sementara muslimah menggunakan mukenah atau baju gamis menutup aurat. Kolong rumah itu disekat untuk memisahkan jamaah pria dan wanita. Sebuah mimbar kecil disediakan untuk guru yang memberikan wejangan-wejangan seputar Islam. Sebagaim

The People's Champion

Gambar
Jika anda pernah nonton film 'Real Steel', frasa The People's Champion mungkin tidak asing. Tapi jika belum, biarkan saya ceritakan sedikit sinopsis film tentang dunia tinju antar robot itu. Atom adalah robot milik Max yang tidak diperhitungkan. Ia kecil ceking, rongsok, dianggap lemah. Sebelumnya dia memang hanya sekadar robot sparring, diciptakan untuk latihan. 'Terbentur, terbentur, terbentur, terbentuk'. Setiap hari dipukuli, Atom jadi tangguh. Dia bertarung dari level 'tarkam', hingga level 'pro'. Ia-pun naik ring di turnamen paling bergengsi dikotanya. Atom menantang juara bertahan Zeus, robot mahal nan canggih milik petahana Tak Mashido dan Farra Lemkova. Eh, sebelumnya Farra sempat mau mengakusisi Atom. Farra ngebet mau 'membeli kebenaran'. Max jelas menolak. Pertarungan dimulai. Menurut survey, Zeus unggul disegala sisi. Dia kuat, besar, canggih. Kontras dengan Atom. Zeus diprediksi menang mudah. Jangan lupa bahwa Zeus

Barisan sakit hati ? (Fenomena Peralihan Dukungan di Pilwalkot Parepare)

Gambar
Orang orang yang pernah mendukungmu, kemudian mengalihkan pilihannya ke FAS, sangat tak elok kau nistakan dengan sebutan   barisan sakit hati . Ingat, meski mungkin tak ada harganya bagimu, minimal sekali, minimal sekali, 2013 silam mereka pernah berpeluh keringat di TPS menunggu giliran mencoblos. Lalu saat gilirannya tiba mengucap bismillah mencoblos fotomu yang menjengkelkan itu. Paling tidak mereka pernah mengeluarkan beberapa lembar rupiah, mentraktir teman di warkop hanya agar mereka sudi mendengar program-programmu (yang sebagian besar kau ingkari, berganti dengan patung dan bangunan mangkrak). Lalu kini seenak perut kau bilang mereka  barisan sakit hati , berambisi, dan tidak ikhlas ? Keegoisan dan arogansimu, membuatmu sombong dan merasa hanya kau dan fee 17 persenmu yang bisa membangun kota kami. Sehingga saat bangkit harapan baru pada diri FAS, Asriady, YL, TSM dkk, sikapmu gamang. Makin hari semakin panik dan sporadis, sampai akhirnya istilah &

Setahun Senyum itu Pergi

Gambar
Ini ditulis pada hari Zain Katoe wafat ------------------------------------- Selamat jalan Senyum itu... Obituari adalah berita tentang seseorang yang baru saja meninggal dunia. Biasanya dibuat untuk orang-orang besar. Atau setidaknya ba gi orang-orang yang selama hidupnya memberikan banyak inspirasi. Begitu kata Wikipedia. Selama menjadi jurnalis, saya beberapa kali menulis orbituari. Sebagian besar diantaranya tokoh-tokoh di Makassar. Biasanya jika terbit cetak, latar belakangnya akan dibuat lebih gelap, hitam sebagai tanda duka... Pagi ini saya kembali menulis sepenggal orbituari. Mantan walikota Parepare Zain Katoe baru saja dipanggil kembali keharibaanNya. Tetapi tidak seperti biasanya, saya kesulitan menulis inspirasi terbaik yang pernah dilakukan tokoh yang satu ini. Bukan karena tidak ada, namun karena kisah kekaguman dan puji-pujian orang sekitar saking banyaknya, saya sulit memilah yang mana yang mesti diangkat ke permukaan. Perkenalanku-pun dengan ZK tidak la

Hasim dan Hamsia, Kisah Dua Bocah Putus Sekolah di Sidrap

Gambar
* Kayuh Becak Puluhan Kilometer Setiap Hari dari Lancirang ke Pangkajene Dua becak beriringan, dikayuh pelan oleh betis-betis mungil milik dua bocah. Kaki mereka kumal, tanpa sandal. Keringat bercucuran menantang terik menyusuri jalan raya. Hamsah dan Hamsia, demikian mereka memperkenalkan diri. Dua bersaudara ini berusia masing-masing 10 dan 9 tahun. Penulis menemui keduanya dijalur Trans Sulawesi, tepatnya di Empagae, Sidrap, Senin 7/1. Hamsia nampak lebih ramah saat diajak bicara. Rambutnya tergulung keatas, ditutupi topi lusuh. Ia mengenakan celana pendek dan baju bola berwarna pink yang kebesaran, mungkin punya kakaknya. Mereka mengayuh becak itu dari rumah mereka di Lancirang, menuju Kota Pangkajene. Atap becak itu dilepas agar menampung muatan lebih banyak. Ada lima karung berisi plastik dan kardus bekas dijejal diatasnya. "Buat dijual (ke pengepul, red) kak. Bantu orangtua," kata Hamsia terbata-bata. Dalam sehari mereka bisa dua kali bolak-balik Lanciran

Jangan Menerima Tamu Orang Syiah, Nanti Urusannya Bakal Panjang....

Gambar
Tentu judul tersebut hanya sekadar satire. Ini harus saya sampaikan lebih awal, karena penafsiran yang mungkin macam-macam. Nanti malah urusannya panjang, eh... Beberapa hari belakangan, dunia akademik dihebohkan dengan pernyataan Rektor UIN Alauddin Prof. Musafir Pababari. “Jangankan Syiah, komunis pun saya terima di UIN Alauddin. Dan sudah berapa yang datang di UIN, yang humanis, yang komunis, yang tidak ada masalah sama saya. Saya terima semua,” demikian dikutip sejumlah media. Pernyataan itu disampaikan Rektor saat berdialog dengan Lembaga Pengkajian dan Penelitian Islam (LPPI) Indonesia Timur, Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) Sulawesi Selatan, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Muslim Makassar, Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI), dan Forum Arimatea Sulsel, di ruang kerjanya di kampus II UIN, Samata, Kabupaten Gowa, pada Rabu (27/12/2017). Mereka mengkritisi kedatangan Ghasem Muhammadi dan Ebrahim Zargar, pengajar dari Al Mustafa International University of Iran,