Dulu Rawan, Sekarang Nol Tindakan Kriminal
M Haris Syah
Tallo
Menengok kembali Tallo sebelum 2014, kita akan temukan daerah berbahaya. Penganiyaan, pencurian hingga perkelahian kelompok acap terjadi. Polsek Tallo mencatat, terdapat delapan titik rawan konflik. Namun saat ini, kondisi berbeda mulai dirasakan warga Tallo. Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sudah jauh lebih baik.
Saat FAJAR menyambangi Polsek Tallo, senyum salam dan sapa menyambut. Persis layanan hotel atau bank. Rupanya, itu adalah bagian dari program Kapolsek Tallo Kompol Woro Susilo dalam menjadikan kantornya nyaman bagi warga. Caranya, merubah mindset aparatnya menjadi pengayom yang baik.
"Kita punya banyak program serupa, pelayanan yang ramah, mengajak warga turut serta menjadi duta Polsek, mengadakan kegiatan-kegiatan bersama. Intinya menjadikan Polisi sebagai sahabat untuk mendapatkan solusi, bukan sebagai sosok yang ditakuti," jelas Woro.
Woro menyebut, perhatian itu dimulai dari hal-hal sederhana. Seperti mengunjungi ketika sakit, dan melayat ketika ada yang wafat. Bahkan, pekan lalu Woro juga membangun dua rumah untuk warga tidak mampu, menyusul empat rumah yang akan direnovasi. "Muaranya adalah warga merasa dekat dengan polisi dan berpartisipasi aktif menjaga kamtibmas," ujarnya.
Warga juga diberikan pemahaman mengenai proses hukum di kantor Polisi lewat Ruang Konsultasi Solusi (RKS). Pada RKS ini, warga yang terlibat masalah bisa diskusi dengan konsultan yang disiapkan Polisi. Akhirnya, banyak yang masalahnya diselesaikan secara kekeluargaan, daripada dibuatkan LP atau berlanjut ke meja hijau. Alih-alih memelihara dendam, warga justru berbaikan.
Camat Tallo, Hasan Sulaiman ditemui FAJAR mengakui pola pikir warganya sudah positif. Mereka menyadari bahwa tanggungjawab kamtibmas juga ada pada mereka. "Meski demikian memang masih terjadi satu dua gesekan, tetapi trennya menurun. Warga, polisi, pemerintah dan tokoh masyarakat benar-benar bersinergi," kata Hasan.
Memang dari data hingga November, angka kriminalitas di Tallo turun sebanyak 30 persen. Jika dirata-ratakan pertahun, angka itu lebih besar lagi mencapai 59 persen. Bahkan terdapat satu kelurahan, yakni Lakkang yang catatan kriminalnya nol alias tidak ada gangguan sama sekali. (ris)
Tallo
Menengok kembali Tallo sebelum 2014, kita akan temukan daerah berbahaya. Penganiyaan, pencurian hingga perkelahian kelompok acap terjadi. Polsek Tallo mencatat, terdapat delapan titik rawan konflik. Namun saat ini, kondisi berbeda mulai dirasakan warga Tallo. Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sudah jauh lebih baik.
Saat FAJAR menyambangi Polsek Tallo, senyum salam dan sapa menyambut. Persis layanan hotel atau bank. Rupanya, itu adalah bagian dari program Kapolsek Tallo Kompol Woro Susilo dalam menjadikan kantornya nyaman bagi warga. Caranya, merubah mindset aparatnya menjadi pengayom yang baik.
"Kita punya banyak program serupa, pelayanan yang ramah, mengajak warga turut serta menjadi duta Polsek, mengadakan kegiatan-kegiatan bersama. Intinya menjadikan Polisi sebagai sahabat untuk mendapatkan solusi, bukan sebagai sosok yang ditakuti," jelas Woro.
Woro menyebut, perhatian itu dimulai dari hal-hal sederhana. Seperti mengunjungi ketika sakit, dan melayat ketika ada yang wafat. Bahkan, pekan lalu Woro juga membangun dua rumah untuk warga tidak mampu, menyusul empat rumah yang akan direnovasi. "Muaranya adalah warga merasa dekat dengan polisi dan berpartisipasi aktif menjaga kamtibmas," ujarnya.
Warga juga diberikan pemahaman mengenai proses hukum di kantor Polisi lewat Ruang Konsultasi Solusi (RKS). Pada RKS ini, warga yang terlibat masalah bisa diskusi dengan konsultan yang disiapkan Polisi. Akhirnya, banyak yang masalahnya diselesaikan secara kekeluargaan, daripada dibuatkan LP atau berlanjut ke meja hijau. Alih-alih memelihara dendam, warga justru berbaikan.
Camat Tallo, Hasan Sulaiman ditemui FAJAR mengakui pola pikir warganya sudah positif. Mereka menyadari bahwa tanggungjawab kamtibmas juga ada pada mereka. "Meski demikian memang masih terjadi satu dua gesekan, tetapi trennya menurun. Warga, polisi, pemerintah dan tokoh masyarakat benar-benar bersinergi," kata Hasan.
Memang dari data hingga November, angka kriminalitas di Tallo turun sebanyak 30 persen. Jika dirata-ratakan pertahun, angka itu lebih besar lagi mencapai 59 persen. Bahkan terdapat satu kelurahan, yakni Lakkang yang catatan kriminalnya nol alias tidak ada gangguan sama sekali. (ris)
Komentar
Posting Komentar