Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

Puskesmas Tolak Pinjamkan Ambulans, Jenazah Diangkut Pakai Mobil Bak Penjual Ikan

Gambar
Kasus buruknya pelayanan kesehatan di Sulsel kembali terulang. Kali ini di pegunungan Camba, Desa Labuaja, seorang warga yang meninggal di Puskesmas Cenrana, mesti diangkut menggunakan mobil bak penjual ikan. Miris, Puskesmas menolak meminjamkan ambulans. M HARIS SYAH Labuaja Wajah-wajah sedih terlihat mengantar jenazah Denggang, kakek berusia 85 tahun ke tempat peristirahatan terakhirnya, di pemakaman Desa Labuaja. Namun bukan semata kepergian Denggang yang mereka tangisi, namun nasib malang yang masih mendera meski nafas terakhirnya telah dia hembuskan. Denggang, yang menderita komplikasi penyakit akibat uzur, wafat sekira pukul 09.00 wita di Puskesmas Cenrana, Rabu 30 Desember. Salah satu keponakan Denggang yang ditemui penulis usai pemakaman, M Rusli bertutur, setelah dinyatakan wafat, pihak keluarga rencananya meminjam ambulans untuk mengantar jenazah ke rumah duka, di Desa Labuaja, Camba. Namun apa daya, keluarga Denggang hanya rakyat kecil. Permintaan mereka meminja

Yang Tersisa dari Pilkada 2015; TPS Pengantin Hingga Nuansa Petani

Gambar
M HARIS SYAH Maros Pelbagai macam cara dilakukan TPS untuk menarik minat warga menggunakan hak pilihnya. Di Kabupaten Maros, petugas menyulap TPS mirip lokasi resepsi pengantin hingga dihias dengan nuansa pertanian. Salah satu warga Maros, Alfiana mendatangi TPS 01 di Turikale dengan busana tidak seperti hari-hari biasa. Pakaian dan dandanan-nya agak mencolok, mirip orang yang akan ke kondangan. Maklum, TPS yang didatanginya hari itu juga dihias mirip resepsi pengantin. "Biar serasi dengan suasananya," kata Alfiana, sembari menyetor undangan memilihnya kepada petugas, yang juga berdandan menor hari itu. TPS yang bertempat di kolong rumah panggung itu memang dipermak habis oleh petugas TPS. Desainnya seperti sedang ada pesta pernikahan. Selain sebuah tenda biru yang dibentangkan diluar, disekeliling TPS juga dibalut kain berwarna kuning dengan hiasan dipinggir berwarna emas. "Ini memang ornamen pesta pernikahan. Kita dipinjami oleh salah satu warga, yah supa

Yang Tersisa dari Tragedi Crane Mekkah

Gambar
Hentikan Pendarahan Dengan Air Zam-zam M HARIS SYAH Maros Aiptu Subandi, polisi yang bertugas di Polsek Turikale Maros menunaikan ibadah haji bersama sang istri Hasrah. Nurjannah, saudara dari Hasrah yang ditemui penulis beberapa waktu lalu bercerita, Subandi dan Hasrah tengah berada di belakang Maqam Nabi Ibrahim saat tragedi Crane terjadi. "Saudara kami disana menyampaikan, Subandi dan Hasrah sedang istirahat, menunggu waktu salat. Tiba-tiba itu (runtuhnya crane,red) terjadi dan dia tidak sempat lagi menyelamatkan diri," ucapnya seraya terisak memegangi foto keluarganya. Untungnya, Hasrah tidak menderita luka serius, hanya Subandi yang terkena hantaman salah satu tiang besi pada bagian kepala. Ditengah hiruk kepanikan, Hasrah segera membopong suaminya, menyelamatkannya dari reruntuhan. "Kepalanya banyak mengeluarkan darah, Subandi minta supaya disiramkan air zam-zam, beberapa saat pendarahan-pun berhenti," urainya. Kemarin Subandi sudah mendapatkan

Rammang-Rammang, Destinasi Baru Wisata Sulsel

Gambar
// Hanya Tiga di Dunia, Satu-satunya di Indonesia Menyusurinya seperti bertamasya ke zaman megalitik. Lidah selalu mendecak kagum saat pandangan menyapu bongkahan karst dimana-mana, menyelinap diantaranya goa-goa gelap penuh misteri. M HARIS SYAH Maros Bukan pertama kalinya penulis berkunjung ke Rammang-rammang, Maros. Hanya satu jam dari Makassar untuk sampai di dermaganya di Desa Salenrang. Setiba di dermaga kecil, penulis disambut oleh Kepala Desa Salenrang, Muh Nasir dengan katintingnya. Perahu kayu bermuatan dua orang itu yang mengantar kami menyusuri sungai yang disebut Sungai Pute itu, kali ini gratis, kata Nasir. "Biasanya wisatawan bayar Rp125 ribu hingga Rp300 ribu pulang pergi," ujarnya sembari mendayung katinting. Dari dermaga ke spot Rammang-rammang, jaraknya sekira 30 menit naik katinting. Arus Sungai Pute cukup tenang, meski sesekali penulis harus mengangkat kamera agar terhindar dari percik riak saat katinting melaju diantara bebatuan sungai. D

Wisata Berburu Pertama di Sulsel

Gambar
M HARIS SYAH Keera Kabupaten Wajo banyak memiliki potensi wisata yang belum dimaksimalkan. Baik wisata alam maupun wisata olahraga. Salah satu yang bakal dikembangkan Pemkab adalah wisata berburu di Kecamatan Keera. Keera merupakan kecamatan yang berjarak 70 kilometer dari Kota Sengkang, Ibu Kota Kabupaten Wajo. Lokasi wisata berburu tersebut berada di kawasan perkebunan sawit PTPN XIV. Areal seluas 15 hektare itu bakal jadi wisata berburu pertama di Sulsel. Area berburu di Wajo sebenarnya terdiri dari tiga kecamatan, masing--masing Keera, Gilireng, dan Pitumpanua. Namun Keera yang memiliki area berburu yang paling luas. Bupati Wajo, Andi Burhanuddin Unru menjelaskan Wajo siap menjadikan berburu sebagai salah satu olahraga unggulan. Seperti tetangganya, Sidrap yang terkenal dengan olaharaga balapnya, maka Wajo akan dikenal dengan olahraga berburunya. Andi Bur -sapaan akrabnya- mengaku telah menyiapkan desain terpadu di tempat itu. Rencana tersebut telah diusulkan Dispora Wa

Kembar Dirikan Sekolah Islam Gratis

Gambar
Arif dan Sahar tak sekedar identik secara fisik, mereka berdua juga kompak dalam keinginan membantu sesama M HARIS SYAH UIN Alauddin Kampus UIN Alauddin, Minggu pagi tidak begitu ramai. Hanya segelintir mahasiswa dibeberapa sudut. Penulis duduk di sebuah kursi memanjang di depan ruang kuliah. Penulis sebelumnya telah membuat janji dengan Saharuddin, mahasiswa pascasarjana jurusan Ekonomi Islam. Ia akrab disapa Sahar. Tak lama, mendekat dua orang lakilaki berboncengan dengan motor bebek berwarna biru. Keduanya mirip betul, baik wajah pun juga posturnya. Mungkin karena melihat kebingungan penulis, mereka perkenalkan diri. "Saya Sahar, ini saudaraku Arif," ujarnya. Bagi mereka, ekspresi bingung seperti yang penulis alami telah jamak. Betapa tidak, orang yang tidak mengenal baik mereka pasti sulit membedakan. Sahar dan Arif berkenan berbagi cerita dengan penulis, tentang kisah kembarnya mereka. Mereka dilahirkan dari pasangan Aminah dengan Safar. Jika Sahar masih kuliah di pas

Babinsa Sukses Berantas Miras di Barrang Lompo

Gambar
M Haris Syah Pulau Barrang Lompo Jika di Kota Makassar sedang rawan-rawannya tindak kriminal, tidak demikian halnya di Pulau Barang Lompo. Gugus pulau terluar Makassar tersebut saat ini diklaim jauh lebih aman dan nyaman sebagai tempat tinggal. Hal tersebut disampaikan Babinsa Pulau Barang Lompo, Serda Syamsuddin. Menurutnya Barang Lompo dulunya juga marak tindak kriminal, seperti pencurian dan perkelahian. Hal tersebut disebabkan, terdapat puluhan pengoplos minuman keras (miras) sehingga warga dapat dengan mudah mabuk dan bertindak mengganggu keamanan dan ketertiban. "Tercatat, terdapat 15 hingga 20 penjual miras oplosan. Mereka beli miras jenis Sopi asal Maluku, kemudian dioplos dengan bir. Kalau sudah mabok berat, pasti kacau lagi," kata Syamsuddin. Selama setahun terakhir, Babinsa menggandeng lurah dan tokoh masyarakat lain untuk berkomitmen memberantas miras tersebut. Mereka melakukan pendekatan persuasif dengan cara mendatangi penjual dari pintu ke pintu. "Kami b

Menengok Upaya Pemkab Luwu Promosikan Kopi Bisang

Gambar
(foto: Idham Ama/FAJAR) Calon Pengantin Wajib Tanam 300 Pohon M HARIS SYAH Belopa Akhir pekan lalu, penulis mendapat kesempatan berkunjung ke Kabupaten Luwu, dalam rangkaian acara ulang tahun ke sembilan Kota Belopa. Puncak acaranya, Luwu Music Festival dipusatkan di Lapangan Andi Djemma. Siang itu, di pendopo lapangan ada ramah tamah dengan Bupati Luwu, HA Mudzakkar. Duduk bersila disamping Bupati, pria dan wanita paruh baya yang wajahnya tidak asing. Ia adalah drummer beken, Gilang Ramadhan dan penyanyi jazz Syaharani. Didepan mereka tersaji kopi dalam beberapa gelas berukuran sedang. Silih berganti, mereka menyeruput kopi itu. "Rasanya khas, efeknya cepat terasa," kata Gilang Syaharani lain lagi. Ia meminta kopi pekat disajikan tanpa gula. "Nah, ini baru kopi. Enak, ya kopi bisang, saya suka," kata Rani. Respon Gilang dan Syaharani setelah mencoba kopi itu disambut dengan senyum dari bupati. Cakka, sapaan akrab HA Mudzakkar pun berkenan menceritak

Gilang dan Tari Sumengo

Gambar
Kolaborasi Skill Gilang dan Eksotika Tari Sumengo M Haris Syah Luwu Music Festival Skill bermain drum seniman senior, Gilang Ramadhan sukses memukau ribuan warga Kabupaten Luwu, malam tadi Selasa 17 Februari. Kolaborasinya dengan Komodo Band, Sanggar Tari Pantilang Mamali dan pelukis Zainal Beta berhasil menyita perhatian penonton Luwu Music Festival. Festival malam tadi dibuka dengan penampilan musik bambu khas Luwu, disusul tarian tradisional Luwu masing-masing tari Pajaga Lili, Tari Mabbalindo, Tari Sumengo serta gemulai penari Paggendang dari Sanggar Tari Pantilang Mamali serta Padinginan Walenrang Barat Gilang? sukses memadukan hentakan drum modern dengan eksotika tari tradisional. Penampilan pelukis tanah liat Zainal Beta diwaktu bersamaan menambah unik pertunjukan tersebut. "Ini baru pertama kali, sebuah kolaborasi perayaan ulang tahun ke-9 kota Belopa dengan sentuhan modern, sekaligus mengangkat seni budaya sendiri," kata Bupati Luwu H Andi Mudzakkar disela-sela fes

Obsesi Museum Gilang Ramadhan

Gambar
M Haris Syah Belopa Drummer Gilang Ramadhan akhir-akhir ini tengah giat mengangkat kembali seni budaya lokal Indonesia. Saat ini, ia menggagas pembangunan museum seni budaya di Ubud, Bali. Gilang menagih janji Presiden Joko Widodo, saat dirinya kerap dipanggil mengisi konser sebelum Pilpres tahun lalu. Saat itu, ia mengutarakan niatnya membangun museum tersebut kepada Jokowi dan mendapat respon positif. "Saat itu beliau mengatakan seni budaya tradisional Indonesia harus dipelihara, karena itu beliau sepakat ide pendirian museum seni budaya itu," ujar Gilang saat ditemui FAJAR di Luwu Expo, 17 Februari lalu. Museum itu, kata Gilang akan menjadi pusat promosi dan informasi tentang seni budaya Indonesia, mulai dari nyanyian, tari-tarian hingga alat musik tradisonal. Kota Ubud dipilih bukan karena hanya seni budaya Bali yang ingin ia angkat, tetapi kota tersebut menjadi destinasi wisatawan mancanegara. Puncak kunjungan wisatawan pada bulan Juli hingga Desember menjadi momen pas

Akik Yaman, Simbol Persatuan Mahzab

Gambar
M Haris Syah Makassar Seorang kawan bertanya sinis kepada kawan lainnya, "Mengapa kau begitu percaya bahwa memakai cincin itu akan memberi manfaat dan kekuatan buatmu ?". Kawan yang memakai cincin menjawab dengan tenang. "Aku percaya air yang kugunakan berwudhu memiliki kekuatan mensucikan, padahal air itu hanyalah benda mati sama seperti batu,". Memang, pro dan kontro manfaat memakai cincin sedang hangat-hangatnya dibahas. Pertanyaan mengenai hukumnya dalam Islam, hadir seiring nge-tren-nya cincin berbatu akik, utamanya jenis bacan dikalangan pria. Dipercaya atau tidak, anjuran memakai cincin dapat ditemui dalam pelbagai riwayat. Menariknya, tidak ada satupun riwayat yang men-sunnah-kan bacan. Justru yang kerap ditemui dalilnya adalah sunnah memakai cincin akik yaman. Lebih menarik lagi, dalil tersebut tidak hanya dijumpai pada hadis-hadis ahlulbiat (hadis yang diriwayatkan 12 keturunan Rasulullah saw). Dikalangan mahzab ahlussunnah-pun, hadis yang menganjurkan

Kejujuran Rp10 Miliar

Gambar
Kisah Tentara Jujur di Perbatasan Sulbar-Sulteng Aksi heroik Serka Denny S Revie, yang berhasil menggagalkan perampokan Rp10 miliar ramai menuai pujian. Disisi lain, Babinsa yang bertugas di perbatasan Sulbar-Sulteng memang tiap hari berhadapan dengan tugas berat, bersama dua rekannya, ia menjaga 4000 warga di 15 desa terpisah. M Haris Syah Makodam VII/Wirabuana Mengenakan seragam loreng khas tentara, Serka Denny menemui awak media di Markas Kodam VII/Wirabuana, Senin 26 Januari. Ia terlihat ramah meladeni pertanyaan satu per satu. Meski bukan pertama kalinya ia berhadapan dengan wartawan, tetapi tetap saja ia terlihat kikuk disorot belasan kamera. Kepada FAJAR, Serka Denny secara khusus berkenan menceritakan suka duka menjadi Babinsa di perbatasan Sulbar-Sulteng. Tidak hanya bertugas menjaga 10 desa dengan 4000 penduduk, namun juga mengamankan perbatasan kedua provinsi. Tugas itu telah ia emban selama enam tahun terakhir. Ia bertutur, 10 desa di wilayah pengamana Kodim 05/1428 Mamu

Momentum Kebangkitan Perahu Kayu

Gambar
- Dari Peringatan Maulid Bahari di Paotere - Kapal Kayu Layar yang dulu menjadi simbol keperkasaan Makassar kini terkesan diabaikan. Namun, mereka yang berada dalam naungan Pelayaran Rakyat (Pelra) menyita perhatian dengan menggelar Maulid Bahari M Haris Syah Pelabuhan Paotere Suasana pelabuhan Paotere, Rabu pagi terlihat berbeda dari biasanya. Tiga tenda besar terbentang di tepi pelabuhan. Satu diantaranya berdiri lebih tinggi dan dihias mirip kapal phinisi berwarna putih bersih. Ratusan orang berbusana muslim duduk disana, sementara ratusan lainnya harus berdiri dipinggir dermaga, sebagian lain nangkring diatas kapal masing-masing. Paotere tengah dalam hajatan besar. Maulid Bahari, demikian mereka menyebutnya. Mereka yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Pelayaran Rakyat (Pelra) Makassar menggagas maulid di dermaga tersebut, membuat ratusan nelayan memilih tidak melaut demi mengikuti acara, meski cuaca pagi kemarin sangat cerah. Dermaga itu dipilih dengan harapan potensi